BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Pemerintah Provinsi Lampung mendorong upaya pemulihan daerah tangkapan air (catchment area) Waduk Batutegi, Tanggamus. Menurut Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, catchment area Batutegi yang masuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Sekampung merupakan prioritas nasional di Sumatera bersama DAS Asahan Toba (Sumatera Utara), DAS Siak (Riau), dan DAS Musi (Sumatera Selatan).
"Kerja sama merupakan kata kunci, tidak saja membebankan kepada satu pihak. Namun bersama dengan berbagi peran. Siapa melakukan apa, siapa berbuat apa, dalam satu kerangka kerja bersama. Dengan demikian kita berharap akan terjadi perubahan tutupan lahan di catchment area guna mewujudkan visi Lampung Maju dan Sejahtera 2019," kata Gubernur Ridho melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Choiria Pandarita, pada workshop di Hotel Sheraton Bandar Lampung, Kamis (9/11/2017).
Workshop tentang perencanaan bersama pemulihan catchment area Batutegi untuk ketahanan pangan, energi baru terbarukan, pengembangan wisata, dan keberlanjutan sumber daya alam ini digelar bersama Pemerintah Provinsi Lampung, World Wide Fund for Nature (WWF), dan Rumah Kolaborasi (Ruko) dan diikuti 50 peserta. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut pembahasan Tim Percepatan Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung (TP4K) bersama Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.
Menurut Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Syaiful Bachri, upaya rehabilitasi catchment area Batutegi di DAS Sekampung Hulu menghadirkan narasumber Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Kementerian LHK, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung, dan Direktur WWF. DAS Sekampung berhulu di Tanggamus, hilirnya di Lampung Timur dan Lampung Selatan dan melintasi Pringsewu, Pesawaran, Lampung Tengah, Metro, dan Bandar Lampung.
"DAS tidak saja mencakup hulu dan hilir, juga melintasi beberapa daerah administrasi. Bendungan Batutegi tidak saja terbesar di Lampung, namun Asia Tenggara," kata Syaiful Bachri.
Waduk Batutegi memiliki tiga fungsi utama yaitu pengairan, tenaga listrik dan air baku. "Nilai penting dan strategis bendungan ini, terkait dengan target peningkatan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 4,6 juta ton," kata Syaiful.
Namun belakangan daerah tangkapan air (DTA) Batutegi mengalami degradasi ekologi, ekonomi, dan sosial. Ini akibat perambahan kawasan untuk pengembangan areal pertanian dan perkebunan masyarakat sekitar. Saat ini waduk Batutegi baru mengaliri 46.300 hektare areal sawah, PLTA 2x14 megawatt baru mampu terealisasi 50%, dan sumber air baku 2.250 liter/detik belum terealisasi. (PRO1)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1296
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia