Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Penjual Kerak Telor asal Bandar Lampung, Memburu Rezeki dari Pasar Malam
Lampungpro.co, 18-Sep-2017

Lukman Hakim 2656

Share

LAMPUNG TIMUR (Lampungpro.com): Semakin malam hembusan angin terasa dingin, suara gemuruh dari berbagai mesin diesel bersahutan menjadi mesin penggerak bermacam-macam hiburan anak, larutnya malam membuat pengunjung pasar malam yang ada di Lapangan Merdeka, Desa Brajasakti, Kecamatan Wayjepara, Lampung Timur, semakin berkurang. Namun, semangat Eko yang sudah berumur setengah abad lebih itu masih terus bersabar dan semangat menunggu pengunjung pasar malam untuk membeli produk dagangan nya yang di beri nama, kerak telor.

Sayup matanya terlihat mulai lelah, mukanya yang sudah menunjukan kriput karena faktor usia tampak basah oleh tetesan keringat. Handuk kusam berwarna hijau yang dikalungkan di lehernya sesekali digunakan untuk mengusap tetesan keringat pria berusia 57 tahun itu. Meskipun malam hari dengan tiupan angin malam yang menerpa, bukan berarti tidak membuat ayah dua anak ini berkeringat. Pantulan api dari merahnya arang yang terbakar di depannya menjadikan hawa panas yang menyebabkan keringat keluar dari pori-pori keriput itu.

Tangannya masih terlihat lincah dan cekat memainkan sebuah serok yang digunakan untuk membuat makanan khas Betawi kerak telor. Di hadapan pria berkulit hitam tampak beberapa orang menunggu pesanan makanan sederhana buatan Eko. Gerobok panggul yang sudah usang, menjadi tempat bahan bahan baku makanan khas Betawi tersebut. Dua tungku kecil diletakan di hadapannya, dengan bahan bakar arang menjadi peralatan pokok untuk membuat kerak telor.

Beberapa pasang mata pembeli sedikit terheran, melihat Eko membolak balikan telor panggang , tapi tidak tumpah ke bawah. Pak, kok nggak tumpah saat dibalik dan dibakar, kata seorang pembeli yang penasaran.

Eko hanya mengatakan dia sudah banyak belajar. Terlihat telur, bawang merah goreng, beras ketan, dan bumbu semacamnya sudah disiapkan di sampingnya. Dengan harga Rp15 ribu satu porsi kerak telor, sebagian keuntungannya digunakan untuk biaya hidup istri dan dua anaknya.

Eko mengaku tinggal di Bandar Lampung. Dia selalu mengikuti pasar malam keliling untuk mengais rezeki dengan menjual kerak telor. Bila  tepat pada rezekinya bisa laku hingga 15 porsi sekali buka. Jika rezekinya lagi tidak ada, sama sekali tidak laku makanan yang dijualnya.

Dengan usia di angka 57 tahun, ayah dua anak itu rela begadang menjual makanan khas itu hingga pukul 23.00 WIB setiap harinya. Ya, tutup kalau sudah pengunjung sepi, biasanya paling malam pukul 23.00 WIB, kata dia.

Tidur pun, kata dia, ala kadarnya, di bawah tenda dagangan rekan-rekannya sesama pedagang pasar malam lainnya. Seperti, rekannya yang menjual pakaian, peralatan dapur dengan tenda sedikit luas bisa ditumpangi dirinya tidur.

Jika waktu mandi dan sejenisnya seperti membuang hajat, Eko menumpang di rumah warga atau di kamar mandi umum yang dekat dengan lokasi pasar malam, seperti balai desa, masjid, atau kantor lain yang ada. Ya, seperti ini cara saya mencari rezeki, keliling mengikuti pasar malam. Kalau sedang tidak ada pasar malam ya pulang ke rumah, kata pria itu. (AGUS SUSANTO/PRO2)

 

                                  

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

18490


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved