Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Perkuat Modal, Bank Lampung Pilih Opsi Gabung ke Bank Sumsel-Babel dan Bank DKI
Lampungpro.co, 18-Jan-2020

Amiruddin Sormin 2062

Share

Direktur Utama Bank Lampung Eria Desomsoni. LAMPUNGPRO.CO/AMIRUDDIN SORMIN

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Manajemen Bank Lampung memilih opsi penggabungan dengan bank bermodal lebih dari Rp3 triliun sebagai antisipasi rencana konsolidasi bank pembangunan daerah (BPD) yang bakal dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sejauh ini, manajemen sudah melakukan penjajakan dan Bank Sumsel-Babel dan tengah merancang menggandeng Bank DKI.

Menurut Direktur Utama Bank Lampung, Eria Desomsoni, opsi penggabungan lebih tepat karena tidak menghilangkan identias bank dan bakal memperkuat modal, jaringan bisnis, hingga teknologi perbankan. "Dari empat opsi yang ditawarkan OJK untuk BPD, kami menilai penggabungan lebih tepat. Namun ini tergantung keputusan pemegang saham," kata Eria Desomsoni didampingi Direktur Bisnis Bank Lampung Nurdin Hasboena, kepada Lampungpro.co, di Bandar Lampung, Jumat (17/1/2019).

Langkah konsolidasi BPD sudah dimulai oleh OJK dengan menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 41 Tahun 2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank Umum. Menurut Eria, pihaknya berupaya agar Bank Lampung punya modal minimum Rp3 triliun sebelum ketentuan itu diberlakukan pada 2024.

Keputusan bergabung ke Bank Sumsel-Babel yang memiliki modal di atas Rp3 triliun atau Bank DKI yang memiliki modal di atas Rp7 triliun, menurut Eria, tergantung keputusan pemegang saham. Menurut dia, penguatan modal Bank Lampung bukan sekedar memenuhi target Rp1 triliun di 2020 hingga Rp3 triliun di 2022.

"Kami optimistis mampu menambah modal hingga Rp1 triliun di 2020, tapi apakah kita mampu menambah modal hingga Rp2,3 triliun hingga 2022. Ini pertanyaan besar. Kalaupun modal Bank Lampung mampu mencapai Rp3 triliun di 2022, apakah Bank Lampung sanggup sendirian menggulirkan dana tersebut untuk pembiayaan?" kata Eria.

Menurut Eria memiliki modal Rp3 triliun itu juga punya konsekuensi harus bisa memasarkannya dalam berbagai produk pembiayaan. Jika hanya ditempatkan sebagai Sertifikat Bank Indonesia (SBI), tentu tidak memiliki daya dorong dalam menggerakkan perekonomian. "Dengan bergabung bersama BPD lain, tentu wilayah pemasaran produk juga luas, sehingga modal besar itu bermanfaat menggerakan perekonomian," kata Eria.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

4059


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved