BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mendorong para petani di Lampung, untuk beralih dari tanaman singkong ke tanaman jagung, untuk meningkatkan efisiensi waktu panen dan produktivitas pertanian.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Lampung, Elvira Umihanni mengatakan, kebijakan tersebut dipengaruhi banyak faktor, mulai dari kondisi lahan, ketersediaan air, hingga budaya bertani masyarakat.
Menurutnya, sebagian petani di Lampung sudah terbiasa menanam singkong selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, proses peralihan ke jagung memerlukan peningkatan kapasitas, agar petani memiliki pengetahuan tentang budidaya jagung yang benar.
"Kalau dia diminta beralih ke jagung harus ada peningkatan kapasitasnya dulu. Kami sudah bersurat ke Balai Pelatihan Pertanian, dan mereka bersedia mendukung pelatihan untuk penyuluh maupun petani," kata Elvira Umihanni dalam keterangannya, Selasa (16/9/2025).
Selain aspek teknis, peralihan tanaman juga membutuhkan dukungan modal. Jagung sendiri memiliki masa tanam lebih singkat yakni 3-4 bulan, dengan pemeliharaan yang lebih intensif dibandingkan singkong yang bisa dipanen setelah 10 bulan, yang membuat kebutuhan permodalan petani meningkat.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, juga telah meminta Bank Lampung untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro khusus, bagi petani yang ingin beralih dari singkong ke jagung.
"Walaupun di lapangan petani ada juga yang sudah meminjam ke bank lain, Gubernur Lampung mengarahkan agar Bank Lampung memberikan kemudahan bagi petani yang mau beralih," ujar Elvira Umihanni.
Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan langkah pemulihan pasca banjir yang melanda sejumlah daerah di Lampung beberapa waktu lalu. Akibat banjir, sawah yang masih dalam kondisi standing crop atau belum masa panen, akan segera dilakukan percepatan tanam kembali untuk meminimalisasi kerugian petani.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) turut melakukan penanganan teknis di lapangan. Sejumlah perbaikan yang sudah dilakukan meliputi penguatan pondasi irigasi, normalisasi aliran, pengangkatan sedimentasi, dan perbaikan pintu air.
Meskipun dibeberapa titik belum bisa dibenahi karena keterbatasan anggaran, tapi langkah-langkah pencegahan sudah dilakukan agar jebolnya irigasi tidak terulang.
Kebijakan alih tanaman ini, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian Lampung, terutama jagung yang menjadi salah satu komoditas unggulan nasional.
Dengan dukungan modal, pelatihan, serta perbaikan infrastruktur, pemerintah optimistis, transisi ini akan memberikan dampak positif bagi petani sekaligus memperkuat posisi Lampung sebagai lumbung pangan Indonesia. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Anonymous
Waah angkat tangan rame2 tanam jagung, panen harga turun, singkong naik begitulah nasib petani pentingnya pemerintah tegas melindungi rakyat dgn regulasinya.
Anonymous
optimis sih, tapi ada aja hambatan yang jadi berpikir pesimis yaitu bukan masalah modal tapi lebih ke proses, masyarakat kita sudah nyaman pada singkong yang sedikit parawatan ,tidak ribet, sedikit resiko. sampai masalah umur panen 2 kali lipat ga masalah bagi mereka.
Bandar Lampung
692
199
06-Nov-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia