JAKARTA (Lampungpro.com) : Kisah Pilu dialami keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Pasalnya, Endang Sri Bagusnita, pramugari magang di maskapai Lion Air ternyata bertugas untuk menggantikan rekannya dalam penerbangan Jakarta-Pangkalpinang. Sebelumnya, Endang seharusnya terbang menuju Surabaya di hari yang sama.
Wawan, salah seorang kerabat Endang enjelaskan, putri sulung dari pasangan Sutijo dan Yuliyanti itu, seharusnya terbang menuju Surabaya. Namun, nyatanya memilih menggantikan rekannya dengan penerbangan bernomor JT 610 tersebut. "Saya masih belum tahu alasannya apa, tapi memang sebelum kejadian itu dia ketemu saya, berkunjung biasa. Terus, izin mau tugas ke Surabaya," ujar Wawan.
Namun, saat malam sebelum penerbangan ke Pangkalpinang, Endang malah izin lagi untuk terbang ke Pangkalpinang, menggantikan rekannya. Meski begitu, Wawan mengaku tidak ada firasat aneh dengan adanya perubahan jadwal penerbangan dari saudaranya tersebut, sebab Endang sendiri yang menuturkan menggantikan rekan dengan rute penerbangan adalah hal biasa.
"Baru pas kejadian itu, saya dapat informasi dari pesan singkat, saya panik. Saya cari data saudara saya di data kru, tidak ada, terus saya sempat lega. Tapi, pas cek manifest penumpang ternyata ada namanya di nomor 44," tutur dia.
Saat itulah keluarga mulai rutin dan intens mencari tahu perkembangan. Jasad Endang sendiri merupakan pramugari magang di maskapai Lion Air yang teridentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri melalui sidik jari, pada Sabtu, 3 November 2018. Pada Sabtu malam, keluarga sudah menerbangkan jasad Endang dari Jakarta menuju Yogyakarta, kemudian dimakamkan di Kebumen yang merupakan makam dari keluarga sang ayah.
Pilu dan kesedihan keluarga, saudara, tetangga dan para sahabat mengiringi pemamakan gadis 20 tahun itu. Endang dimakamkan di pemakaman desa setempat yang berjarak sekitar 1 km dari rumah duka keluarga di Desa Ayam Putih, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen, Minggu (4/11/2018).
Jasad Endang yang berada dalam sebuah peti kayu itu kemudian dibawa dengan menggunakan ambulans menuju makam. Upacara pemberangkatan jenazah dipimpin oleh sesepuh desa. Doa dan taburan bunga sebagai penghormatan terakhir mengiringi jenazah anak pertama dari 4 bersaudara pasangan Satijo (45) dan Yulianti (37) itu kembali kehadapannya. Ibunda korban terlihat sangat terpukul, berkali-kali jatuh pingsan dan histeris. "Minta doanya aja yang terbaik buat anak saya," kata Satijo.(**/PRO4)
#Berikan Komentar
Kawan, jangan lupakan jalan pulang: jalan rakyat yang dulu...
11543
Humaniora
433
Bandar Lampung
521
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia