Dokumentasi Humas Teknokrat Indonesia | Lampungpro.co/Ist

Bersama tim melibatkan program studi Teknik Sipil Universitas Teknokrat Indonesia melakukan survei teknis, termasuk pemetaan lokasi menggunakan drone.

“Kami sudah mencetak ulang masterplan masjid dan membuat desain tiga dimensinya. Fokus awal pembangunan adalah menutup kebocoran, menyelesaikan toilet, dan memastikan masjid nyaman digunakan meskipun belum sepenuhnya selesai,” jelas Nasrullah.

Selain itu, ujar Nasrullah, mendorong agar Masjid Al-Hijrah dijadikan pusat wisata religi dan pendidikan, serupa dengan Masjid Istiqlal di Jakarta. Nasrullah bahkan menggagas ide untuk membuat museum mini yang menampilkan sejarah masjid-masjid tertua di Lampung.
Pj Gubernur Samsudin juga menyampaikan harapannya agar masjid ini menjadi pusat aktivitas keagamaan. Ia mengaitkan harapan tersebut dengan kisah sahabat Nabi, Sya'ban RA, yang menyesal tidak tinggal lebih jauh dari masjid karena setiap langkah menuju masjid bernilai pahala.

“Masjid ini harus menjadi pusat salat berjamaah dan aktivitas keagamaan. Seperti kisah sahabat Nabi, setiap langkah menuju masjid adalah berkah,” ujar Samsudin.

Peresmian pembangunan kembali Masjid Al-Hijrah juga melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, Kejaksaan, akademisi, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Tim pembangunan ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Lampung Nomor G/685/B.02/HK/2024.

Dr. HM. Nasrullah Yusuf memimpin tim tersebut, didampingi Wakil Ketua I, Prof. Dr. H. Mohammad Mukri, dan Wakil Ketua II, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat. Samsudin berharap sinergi semua pihak dapat mempercepat penyelesaian masjid yang akan menjadi ikon Lampung ini.