Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Polinela Kembangkan Sistem Pertanian Pintar untuk Budidaya Pisang, Gabungkan Kultur Jaringan dan Teknologi IoT
Lampungpro.co, 03-Mar-2025

Sandy 288

Share

Direktur Polinela Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si. (batik hijau) | Lampungpro.co/Humas

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Politeknik Negeri Lampung (Polinela) terus memperkuat peranannya dalam inovasi pertanian berbasis teknologi. Terbaru, institusi vokasi ini mengembangkan sistem pertanian pintar dalam budidaya tanaman pisang, dengan menggabungkan teknologi kultur jaringan, agen hayati, serta sistem irigasi otomatis berbasis Internet of Things (IoT).

Inovasi ini merupakan bagian dari Program Katalisator Kemitraan Berdikari 2025 yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan berada di bawah koordinasi Dr. Ir. Desi Maulida, S.P., M.Si., dosen Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura (TPTH), Jurusan Budidaya Tanaman Pangan, Polinela.

Penanaman perdana dilakukan pada Kamis (27/2/2025) di lahan percobaan milik Polinela, dengan melibatkan dosen, mahasiswa, serta mitra industri. Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Direktur Polinela, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si., yang menyatakan dukungannya terhadap inovasi berbasis riset ini.

Sistem ini mengintegrasikan penggunaan bibit pisang hasil kultur jaringan yang bebas penyakit dan tumbuh seragam, serta aplikasi mikroorganisme Trichoderma sp. sebagai agen hayati. Trichoderma digunakan untuk mengendalikan penyakit layu Fusarium yang kerap menyerang tanaman pisang dan menyebabkan kerugian besar bagi petani.

“Melalui pendekatan ini, kita tidak hanya fokus pada produktivitas, tapi juga kesehatan dan keberlanjutan sistem budidaya. Kultur jaringan menghasilkan tanaman yang seragam dan sehat, sementara Trichoderma membantu menekan patogen di tanah secara ramah lingkungan,” ujar Prof. Sarono pada Senin (3/3/2025).

Tak hanya itu, sistem pertanian pintar ini juga dilengkapi dengan teknologi irigasi otomatis yang dikendalikan oleh sensor kelembaban tanah. Sistem akan mendeteksi tingkat kelembaban secara real-time, dan secara otomatis mengaktifkan pompa air saat tanah mulai kering. Data kelembaban, suhu, dan kondisi lingkungan lainnya ditampilkan dalam dashboard digital yang terhubung ke perangkat utama.

“Penyiraman dilakukan hanya saat dibutuhkan oleh tanaman, sehingga sangat efisien dalam penggunaan air. Ini sangat relevan dengan tantangan perubahan iklim dan ketersediaan air yang semakin terbatas,” jelas Sarono.

Salah satu aspek menarik dari program ini adalah keterlibatan aktif mahasiswa dalam seluruh tahapan kegiatan. Mahasiswa Program Studi TPTH tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga merancang, menguji, dan menerapkan teknologi pertanian di lapangan sebagai bagian dari pendekatan project-based learning.

“Kami sangat antusias karena bisa langsung terjun dalam proyek nyata seperti ini. Selain memperkuat pemahaman teknologi, pengalaman lapangan seperti ini juga sangat penting untuk kesiapan kerja kami ke depan,” kata Tri Sanjayani, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini.

Ke depan, Polinela berencana memperluas penerapan teknologi ini ke lahan petani mitra yang tergabung dalam Koperasi Tani Hijau Makmur. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan kualitas panen pisang mereka secara signifikan.

Tidak hanya terbatas pada pisang, sistem pertanian pintar ini juga akan diuji coba pada komoditas hortikultura lainnya seperti cabai, melon, dan tomat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Polinela untuk memperluas penerapan teknologi tepat guna dalam mendukung pertanian berkelanjutan.

“Inilah wujud nyata bagaimana pendidikan vokasi harus berperan: menjembatani ilmu, teknologi, dan praktik lapangan demi mencetak lulusan yang tangguh, inovatif, dan adaptif terhadap tantangan zaman,” tutup Prof. Sarono.

Dengan sinergi antara kampus, industri, dan petani, Polinela berharap inovasi yang dihasilkan tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dapat memberikan dampak nyata bagi sektor pertanian di Lampung dan Indonesia. (***)

Editor : Sandy

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Tugu Biawak Wonosobo dan Mannaken Pis Belgia,...

Pariwisata memang butuh ikon, tapi tak harus menimbulkan keriuhan...

3884


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved