BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Tim peneliti dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) tengah mengembangkan penelitian tentang cara mengoptimalkan pertumbuhan bibit kakao sejak fase awal. Riset ini dipimpin oleh Resti Puspa Kartika Sari, S.P., M.Si., bersama tim yang beranggotakan Ir. Bambang Utoyo, M.P., Nindy Permatasari, S.Pd., M.Sc., Lu’lu’ Kholidah Fauziah, S.Si., M.Sc., serta Tandaditya Ariefandra Airlangga, S.P., M.Sc.
Penelitian tersebut berfokus pada pemanfaatan asam humat dan pupuk hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang diaplikasikan pada media tanam subsoil. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas serta mempercepat pertumbuhan bibit kakao, terutama di lahan yang memiliki kesuburan rendah.
Menurut Resti, penggunaan media subsoil memang menjadi tantangan tersendiri karena kandungan unsur haranya yang minim. Namun, melalui pendekatan ilmiah dengan menambahkan asam humat dan PGPR, tim peneliti berusaha menciptakan kondisi tumbuh yang lebih optimal bagi bibit kakao.
“Asam humat dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan hara, sedangkan PGPR bekerja dengan merangsang pertumbuhan akar serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan,” jelas Resti dalam rilisnya pada Senin (15/9/2025).
Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian uji coba di pembibitan. Tim meneliti efek sinergis dari kombinasi asam humat dan PGPR terhadap pertumbuhan bibit kakao.
Sejumlah variabel diamati secara detail, mulai dari tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun, bobot basah dan kering tajuk, bobot basah dan kering akar, hingga pH dan kelembaban tanah. Selain itu, peneliti juga mencatat serapan nitrogen pada jaringan tanaman, panjang akar, serta bobot kering tanaman.
Hasil sementara menunjukkan bahwa bibit kakao yang diberi perlakuan kombinasi asam humat dan PGPR tumbuh lebih baik dibandingkan dengan bibit kontrol. Secara visual, pertumbuhan tanaman lebih optimal.
“Tanaman yang diberi asam humat dan PGPR lebih tinggi serta diameter batangnya lebih besar. Selain itu, jumlah daunnya lebih banyak dan lebih hijau dibandingkan kontrol,” terang Resti.
Resti menambahkan, temuan awal ini akan terus dipantau untuk memastikan konsistensi hasil di berbagai kondisi. Menurutnya, inovasi ini berpotensi menjadi solusi nyata bagi petani kakao yang sering menghadapi keterbatasan media tanam berkualitas.
“Kombinasi asam humat dan PGPR ini sangat penting, terutama untuk pengembangan budidaya kakao di lahan-lahan marginal yang kesuburannya rendah. Inovasi ini diharapkan dapat membantu petani menghasilkan bibit unggul yang akan berdampak pada peningkatan produktivitas kakao secara berkelanjutan,” ujar Resti. (***)
Editor : Sandy
Berikan Komentar
Para kepala daerah di Lampung punya kesempatan untuk membuktikan...
16915
208
15-Sep-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia