TASIKMALAYA (Lampungpro.com): Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meninjau lokasi program padat karya tunai irigasi, di Desa Kersanagara, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (16/1/2018).
Kunjungan tersebut sekaligus menandai dimulainya program padat karya tunai melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di 169 lokasi yang berada di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
Melalui program ini, sebanyak 160 petani yang tergabung dalam Gabungan Petani Pemakai Air di Kecamatan Cibeureum melakukan perbaikan saluran irigasi tersier. Saluran irigasi ini mendapatkan air dari Bendung Cikunteun. "Ini seminggu saja belum tapi progresnya cepat sekali," ungkap Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden menyatakan bahwa program Padat Karya Tunai ini akan menambah lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.�Sementara untuk Provinsi Jawa Barat, P3-TGAI dilaksanakan di 711 lokasi di 19 kabupaten dengan nilai anggaran Rp160 milyar yang melibatkan 15 orang per lokasi bekerja selama kurang lebih 50 hari.
Menteri Basuki mengatakan melalui program ini memberikan banyak manfaat yang langsung dirasakan masyarakat, diantaranya semakin banyak uang beredar di masyarakat, sehingga diharapkan tingkat konsumsi, daya beli masyarakat desa semakin naik.
Menurut Basuki, para petani yang bekerja tersebut dibayar dengan upah Rp60 ribu per hari untuk asisten tukang dan Rp80 ribu per hari untuk tukang, sesuai dengan standar upah lokal di daerah tersebut. Untuk di Tasikmalaya dan daerah Jawa Barat lainnya, upah tersebut dibayarkan setiap pekan yakni pada hari Kamis.
"Di seluruh Indonesia ada 5.000 lokasi untuk P3-TGAI dengan anggaran Rp1,12 triliun. Sekitar 15%-nya ada di Jawa Barat. Menyerap tenaga kerja sekitar 500 ribu orang, yang bekerja selama 50 hari," kata Menteri Basuki.
Dengan P3TGAI, Pemerintah berupaya meningkatkan partisipasi petani dalam perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi. "Biasanya para petani, setelah masa tanam, pergi ke kota, untuk mencari pekerjaan lain. Tapi, dengan adanya program Padat Karya ini, mereka jadi tidak perlu pergi kemana-mana. Justru mereka membangun desanya lewat pembangunan saluran irigasi dan mendapatkan upah yang cukup," kata dia.
Masing-masing lokasi akan mendapat alokasi Rp225 juta dengan komposisi Rp195 juta untuk pekerjaan fisik dan Rp30 juta untuk tenaga pendamping. Tenaga pendamping yang direkrut berasal dari daerah tersebut yang salah satu tugasnya untuk membantu desain pekerjaan dan pembuatan laporan administrasi pekerjaan.
Selain P3-TGAI, program padat karya Kementerian PUPR lainnya untuk mendukung ketahanan pangan nasional yakni operasi dan pemeliharaan irigasi. Total anggarannya sebesar Rp1,6 triliun, di mana alokasi belanja upah Rp664,2 miliar dengan 4.754 kegiatan dan menyerap tenaga kerja 53.136 orang.
Turut mendampingi Menteri Basuki adalah Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Agung Djuhartono, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Artyanto Busono, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Danang Baskoro dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4160
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia