BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): PT Lautan Indah Persada (LIP) membantah ingin mengeruk pasir hitam di sekitar kawasan konservasi Gunung Anak Krakatau (GAK). Pengerukan terbatas pada pasir laut di Selat Sunda.

"Sebelum beroperasi kami sudah sosialisasi kepada masyarakat Desa Timbang dan warga Canti di Kalianda. Sosialisasi ini syarat Amdal keluar. Waktu itu semua masyarakat setuju," kata Direktur PT LIP, kepada Lampungpro.co, Senin (9/9/2019).

Menurut Teddy, sosialisasi terakhir berlangsung Mei 2019 diikuti aparat setempat seperti Camat dan perwakilan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Selain itu, pihaknya juga menggelar sosialisasi kepada warga Pulau Sebesi. "Memang ada 10 warga yang tak terima, tapi yang lain terima," kata Teddy.

Hingga kini, tambah Teddy, pihaknya belum menambang pasir laut. Dia membantah lokasi penambangan berada di sekitar Pulau Sebesi dan jauh dari GAK. "Belum ada penambangan. Ini masih dalam tahap persiapan. Bukan pasir hitam yang akan ditambang tapi pasir laut," kata Teddy.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Lampungpro.co dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bakauheni, Lampung Selatan menyebutkan PT LIP telah mengantongi izin dari Gubernur Lampung dan Kementerian Perhubungan. Titik koordinasi IUP-nya jauh dari GAK yakni 5 mil dan ke Pulau Sebesi 6 mil dengan luas areal 10 hektare.
 
Terkait hal ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung-Bengkulu mengingatkan agar penambangan pasir di Selat Sunda tidak memasuki kawasan cagar alam GAK. Pasalnya, koordinat izin usaha pertambangan (IUP) PT LIP hanya berjarak 5 kilometer (km) dari kawasan konservasi GAK. (PRO1)