KALIANDA (Lampungpro.co): Ketua Kelompok Tani Tunas Baru di Desa Sidoharjo, Way Panji, Lampung Selatan, Suparmin, merupakan sosok pahlawan masa kini yang perjuangannya memperoleh dukungan penuh PLN dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
Bersama program Electrifying Agriculture PLN Peduli, Suparmin dan kelompok taninya mampu meningkatkan kesejahteraan petani setempat dan sukses menggandakan hasil panen padi mereka.
Sebelum PLN hadir dengan bantuan sumur bor, Suparmin dan para petani hanya dapat memanen padi satu kali setahun, dengan biaya operasional tinggi akibat penggunaan genset untuk menyuplai air ke sawah mereka.
Namun berkat bantuan sumur bor dari PLN Peduli yang diberikan sekitar tiga tahun lalu, kini mereka dapat memanen padi dua kali dalam setahun.
"Alhamdulillah sebelum ada sumur bor dari PLN Peduli, kami hanya bisa panen satu kali setahun. Namun setelah mendapat bantuan sumur bor, kami dapat panen dua kali setahun," kata Suparmin, Selasa (12/11/2024).
Suparmin menambahkan, sebelum adanya pompa listrik dari PLN Peduli, para petani di Desa Sidoharjo mengandalkan genset untuk memompa air ke sawah, dengan biaya operasional yang cukup besar.
Untuk memenuhih kebutuhan air di satu hektar sawah, Suparmin dan para petani lainnya harus menghidupkan genset selama sekitar 10 jam dengan biaya bahan bakar mencapai Rp80 ribu perjam. Setiap kali menyuplai air, mereka membutuhkan biaya sekitar Rp800 ribu perhektar.
"Setidaknya pengisian air dilakukan sebanyak tiga kali dari masa tanam hingga panen, sehingga total biaya operasional tersebut mencapai Rp2,4 juta perhektar dalam satu musim tanam," tambah Suparmin.
Namun setelah menggunakan pompa listrik dari PLN, biaya tersebut turun drastis menjadi sekitar Rp250 ribu perhektar. Bagi petani seperti Suparmin yang memiliki rata-rata tiga hektar sawah, ini berarti penghematan yang signifikan, sekaligus peningkatan keuntungan bagi mereka.
"Pompa listrik dari PLN Peduli sangat membantu kami dalam menurunkan biaya operasional. Sebelumnya, saat menggunakan genset, kami harus mengeluarkan biaya besar untuk bahan bakar, sekarang dengan biaya listrik jauh lebih hemat, kami sangat berterima kasih atas uluran tangan PLN ke kami," ujar Suparmin.
Keberhasilan ini juga berdampak pada produksi padi di Desa Sidoharjo. Saat panen raya, Suparmin dan kelompok taninya mampu menghasilkan rata-rata 8 hingga 9 ton padi perhektar.
Hal tersebut, merupakan pencapaian yang membanggakan dan menjadi bukti dengan adanya bantuan yang tepat seperti halnya yang dilakukan PLN, maka ketahanan pangan dan kesejahteraan petani dapat terwujud.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung, Muhammad Joharifin mengungkapkan, program Electrifying Agriculture seperti yang diinisiasi PLN Peduli, sebagai komitmen PLN mendukung masyarakat desa dalam meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan, khususnya di wilayah-wilayah yang membutuhkan.
"Dukungan PLN ini tak hanya membantu petani dalam mengatasi tantangan operasional, tetapi juga membuka jalan bagi petani di Desa Sidoharjo untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam sektor pertanian," ungkap Muhammad Joharifin.
Dengan langkah tersebut, PLN tak hanya menerangi desa-desa di pelosok, tetapi juga menjadi mitra masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4156
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia