Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Saat Corona, Empat Siswa Asal Sepang Bandar Lampung Rela Kejar Wifi Gratis di Sarang Ular Demi Belajar Online
Lampungpro.co, 25-Jul-2020

Heflan Rekanza 1182

Share

Saat Corona, Empat Siswa Asal Sepang Bandar Lampung Rela Kejar Wifi Gratis di Sarang Ular Demi Belajar Online | FEBRI/Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Wabah pandemi Virus Corona (Covid-19) turut berdampak pada sektor pendidikan di Indonesia termasuk di Bandar Lampung. Dimasa pandemi Covid-19 ini, kegiatan belajar mengajar (KBM) harus dijalankan lewat dalam jaringan (daring).

Tentunya dalam pembelajaran daring ini butuh biaya ekstra tambahan, mulai dari fasilitas telepon seluler (ponsel) android yang harus memadai hingga kuota internet. Tak semua pelajar mempunyai kemampuan untuk memiliki fasilitas tersebut. Salah satunya harus dialami empat pelajar di Kelurahan Sepang Jaya, Bandar Lampung yakni Ali Ahya (15), Fernando (15), Rezi (12), dan Faiz (12).

Meski hidup ditengah perkotaan, namun karena keterbatasan ekonomi orang tua dan lainnya, memanfaatkan fasilitas internet gratis dari tetangga. Walaupun mendapatkan akses internet gratis, namun keempatnya masih harus berjuang keras untuk ikut KBM. Sebab internet gratis tersebut, harus didapat di pinggir kebun yang disebut menjadi daerah sarang ular dan hewan liar lainnya.

"Tiap hari kami ikut pelajaran secara daring yang cukup menguras kuota internet. Jadi kami tak mampu beli itu, sebab perharinya bisa habis 2 Giga lebih. Sedangkan kami hanya diberi jatah 1 Giga tiap minggunya. Orang tua hanya bekerja kuli bangunan dan tukang parkir," kata Ali siswa SMA Gajah Mada Bandar Lampung, Kamis (23/7/2020).

Mereka terpaksa memanfaatkan internet gratis ke tempat berbahaya, karena orang tua mereka tidak bisa membelikan kuota lebih. Tiap pagi hingga siang hari, mereka duduk bersebelahan disekitaran tembok indekos yang memiliki akses internet gratis.

Tiap harinya mereka hanya beralaskan batu bata, papan bekas, dan berteduh di bawah pohon pisang. Namun mereka tetap bersemangat untuk mengikuti pelajaran yang diberikan guru mereka, meski bahaya hewan liar sewaktu-waktu bisa mengintai mereka.

"Kami sudah mendapatkan izin dari pemilik indekos. Namun kata sandinya jangan sampai diberikan ke orang lain. Pemiliknya sudah meninggal, tapi dia sudah kasih izin untuk kami pakai internetnya. Untuk beli ponsel android ini saja kami harus menabung beberapa bulan," ujar Ali.

Tak hanya mara bahaya yang mereka hadapi, kendala lainnya juga mereka dapati saat hujan turun. Hal ini dikarenakan saat hujan turun, tempat belajar gratis itu terendam air karena lokasinya yang berada dipinggir sungai, dan juga tempat pembuangan sampah warga sekitar. Namun kondisi ini, tak menyurutkan mereka untuk pantang mundur. Mereka tetap bersemangat mengejar pendidikan yang mereka dambakan.

"Kalau hujan, kami tidak bisa absen. Kadang juga kirim tugasnya terlambat, jadi sudah tidak diterima lagi sama gurunya. Kadang juga tidak bisa mengikuti pelajaran pada hari itu. Jadi ya pasrah saja karena tak ada pilihan lain, selain akses internet gratis milik tetangga," ungkap Fernando, siswa SMPN 19 Bandar Lampung ini.

Sementara itu Eni Murya Sari (38) salah satu orang tua keempat pelajar ini, mengaku prihatin melihat anaknya harus belajar di tempat berbahaya. Ia merasa was-was dan hanya bisa memantau dari kejauhan, saat anaknya masuk ke kebun tersebut.

"Sebenarnya ya sedikit khawatir, karena di tempat tersebut menjadi sarang ular. Tapi mau bagaimana lagi, beli kuota lebih untuk anak saya tidak ada uang. Sistem belajar ini sangat memberatkan bagi kami. Lebih baik mereka belajar di sekolah, tidak ada biaya tambahan lagi," ungkap Eni.

Disisi lain mereka berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah, kemudian pandemi ini juga bisa cepat berlalu. Selanjutnya sekolah-sekolah bisa melaksanakan KBM seperti biasanya, tanpa harus lewat daring. (FEBRI/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1400


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved