Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Sempat Erupsi, NASA Rilis Foto Udara Gunung Anak Krakatau dari Jarak Dekat
Lampungpro.co, 20-Apr-2020

Heflan Rekanza 669

Share

Anak Gunung Krakatau erupsi | Lauren Dauphin/NASA Earth Observatory/USGS

JAKARTA (Lampungpro.co): Badan Antariksa Amerika (NASA) merilis gambar Gunung Anak Krakatau saat erupsi pada 12 April 2020 dari jarak dekat menggunakan satelit Terra. Fenomena erupsi Gunung Anak Krakatau berhasil diidentifikasi menggunakan metode Operational Land Imager (OLI) dan Multi-angle Imaging Spectroradiometer (MISR).

Berdasarkan bidikan kedua metode tersebut, terlihat gumpalan plume (fase asap) yang menjulang tinggi dan berwarna putih bersih. Menurut NASA, asap berwarna putih itu mayoritas berisi uap dan gas. Lalu muncul juga material berwarna merah yang ditandai dengan infrared signature yang diyakini merupakan batuan cair Anak Krakatau.

Ahli Vulkanologi Goddard Space Flight Center NASA, Verity Flower mengatakan satelit Terra pun berhasil mengidentifikasi gumpalan asap yang lebih gelap dan disinyalir mengandung partikel abu. "Asap gelap kemungkinan mengandung partikel abu yang lebih berat sehingga jaraknya lebih rendah dibanding asap putih lalu dibawa angina ke utara. Sebaliknya, asap yang mengandung uap dan gas bobotnya lebih rendah dan mengembun dengan cepat di atmosfer," kata Flower dikutip dari laman resmi NASA seperti dilansir Science Alert.

Sebetulnya, tak hanya Gunung Anak Krakatau yang mengalami erupsi, ada lima gunung berapi lain juga erupsi dalam waktu hampir bersamaan, yaitu Gunung Kerinci (Pulau Sumatra), Gunung Merapi dan Semeru (Pulau Jawa), Gunung Ibu dan Dukono (Maluku).

Ahli vulkanologi sekaligus Mantan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono sempat mengatakan bahwa fenomena letusan enam gunung api di Indonesia itu hanya kebetulan. "Menurut saya tidak ada kaitannya, dan bisa diartikan hanya kebetulan saja," kata Surono, beberapa waktu lalu.

Selain itu ada juga fenomena dentuman yang dirasakan warga Jabodetabek usai enam gunung berapi meletus. Banyak kalangan menilai bahwa dentuman itu berasal dari erupsi Anak Krakatau, namun hal ini dibantah oleh Kepala Bidang Mitigasi PVMBG Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana. Ia menjelaskan ambruknya dapur magma itu biasanya terjadi untuk erupsi-erupsi dengan skala besar. Devy mengatakan erupsi yang terjadi di Anak Krakatau berskala kecil.

"Perlu diketahui suara dentuman adalah fenomena yang umum saat terjadi erupsi gunung api. Tidak semua erupsi menghasilkan dentuman, tergantung mekanisme dan faktor akustik. Dentuman sendiri tidak merefleksikan besar kecilnya erupsi," kata Devy.(**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1296


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved