Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

SMK PP Lampung: "Kami Namakan Gedung Belajar ini M. Ridho Ficardo"
Lampungpro.co, 07-Aug-2017

Amiruddin Sormin 1826

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Kalau tak ada siswa lalu lalang, tempat ini lebih layak disebut 'kapal pecah', bukan sekolah. Semua serba darurat. Sebagian siswa belajar di emperan kelas dan gedung tua yang dibangun di zaman kuda gigit besi. Tak ada ruang kepala sekolah, karena dipakai untuk tempat tidur siswa.

Ruang guru dan tata usaha pun tumplek jadi satu di ruang yang dibangun era 70-an. Lapangan upacara becek jika hujan. "Tak lama lagi bangunan ini akan kami rubuhkan dan jadi lahan parkir. Kami pindah ke ruang baru yang masih dibangun," kata Amrullah, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Lampung, Hajimena, Natar, Lampung Selatan, Jumat (8/4/2017).

Ini satu-satunya SMK Pertanian milik Pemerintah Provinsi Lampung dan tengah bangkit dari tidur panjang. Darah baru mengalir ketika Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo, memutuskannya pindah dari Masgar, Pesawaran, ke Hajimena.

Gubernur Ridho menilai SMK harus bangkit dari mati suri. Bagaimana mungkin sekolah hanya punya siswa 58 hingga 59 per angkatan. Gubernur meminta Asisten II Sekprov Adeham dan Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) merancang masterplan dan detail enggineering design (DED) untuk diusulkan ke pusat.

Keputusan penting pun dibuat pada 2015. Sebelum bantuan pusat turun, Gubernur meminta SMK PP Lampung 'pulang kandang' ke lokasi yang sekarang dikenal dengan Badan Diklat Provinsi Lampung. Di lokasi inilah dulu pernah berjaya Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Daerah Provinsi Lampung yang didirikan pada 1 Agustus 1965. Ini sekolah yang banyak menghasilkan puluhan ribu tenaga kerja pertanian handal seperti Guru Besar Pertanian Universitas Lampung Irwan Efendi.

Tak sekedar pindah. Gubernur meminta honor guru yang semula Rp200 ribu per bulan dinaikkan setara upah minimum provinsi (UMP). Suntikan itu membuat SMK PP Lampung bangkit dari tidur panjang. Keseriusan itu membuat Kementerian Pertanian kembali melirik Lampung. "Cukup lama sekolah ini tak diperhatikan pusat," kata Edi Yanto, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung.

Dari anggaran per tahun Rp200 juta, kini bagian Tata Usaha SMK PP Lampung harus terbiasa berhitung miliaran. Di 2016, aliran dana masuk Rp5,3 miliar, Rp5 miliar di 2017, dan di 2018 melonjak menjadi Rp15 miliar. Kebangkitan SMK PP Lampung pun tampak dari dua bangunan baru, workhsop, dan bangunan pendukung yang tengah dibangun.

"Satu gedung ruang belajar kami namakan M. Ridho Ficardo dan satu lagi Presiden Joko Widodo. Ini atas usul seluruh guru dan siswa sebagai bentuk terima kasih, karena SMK PP Lampung bangkit kembali," kata Amrullah.

Kebangkitan itu ditandai dengan naiknya jumlah siswa. Pada 2016 siswanya naik menjadi 90 dan di 2017 melonjak menjadi 135 siswa. Bahkan di 2018, SMK PP pasang target menerima 200 siswa, setelah asrama yang tengah dibangun rampung.

SMK PP Lampung bakal menjadi yang termegah dan termoderen di Sumatera karena dilengkapi berbagai sarana seperti laboratorium kultur jaringan yang dibangun senilai Rp2 miliar. Kemudian lab komputer, lab fisika dan biologi, perpustakaan, dua greenhouse, satu traktor besar sebagai alat praktek. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22270


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved