Menurut Nurman Abdul Hakim, hasil ini membuktikan bahwa PGPR memiliki potensi besar untuk memperbaiki kualitas benih kedelai yang mengalami kemunduran. “PGPR tidak hanya mampu meningkatkan daya berkecambah, tetapi juga memperkuat vigor benih, sehingga tanaman yang dihasilkan lebih sehat dan produktif,” jelasnya.
Peningkatan mutu benih melalui bio-invigorasi dengan PGPR menawarkan solusi yang sangat relevan bagi para petani, khususnya di tengah tantangan penyimpanan benih yang sering kali mengurangi efisiensi produksi. Dengan teknik ini, petani dapat memanfaatkan benih yang sebelumnya dianggap kurang layak menjadi sumber daya yang berdaya guna tinggi.
Selain itu, penggunaan PGPR sebagai bahan bio-invigorasi merupakan teknologi ramah lingkungan, karena tidak memerlukan bahan kimia sintetis. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mendorong keberlanjutan di sektor pertanian.
Meski telah terbukti efektif dalam skala laboratorium, penerapan teknologi ini membutuhkan dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak. Pemerintah dan pelaku agribisnis diharapkan dapat mendukung penyebaran teknologi ini melalui pelatihan, penyuluhan, dan subsidi bagi petani kecil.
“Dengan penerapan teknologi bio-invigorasi yang lebih luas, kita dapat meningkatkan produktivitas kedelai secara signifikan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Ratna Dewi, anggota tim peneliti.
Hasil penelitian ini membuka peluang besar bagi pengembangan sektor pertanian kedelai di Indonesia. Dengan teknologi bio-invigorasi, benih kedelai yang sebelumnya mengalami penurunan mutu dapat dioptimalkan kembali, mendukung produktivitas yang lebih tinggi.
Ke depan, diharapkan inovasi ini tidak hanya diterapkan pada kedelai tetapi juga pada komoditas lain yang menghadapi tantangan serupa. Dengan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku industri, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu produsen kedelai utama yang berdaya saing di pasar internasional.
Inovasi di bidang bio-invigorasi ini menjadi bukti nyata bagaimana penelitian terapan dapat memberikan solusi praktis untuk masalah nyata, mendorong keberlanjutan dan efisiensi dalam dunia pertanian. (***)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1196
Lampung Selatan
3350
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia