BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) untuk 1.147 barang impor membuat pedagang elektronik di Bandar Lampung, khawatir. Sebab, kenaikan tarif PPh tersebut berpotensi membuat harga barang-barang elektronik impor naik.

Terhitung, 13 September 2018, perubahan tarif PPh pasal 22 impor atas sejumlah item barang sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 110 Nomor 2018 mulai berlaku. Pemerintah menaikkan tarif pajak sampai 10% atas barang-barang impor, khususnya konsumtif, mulai dari kosmetik, perabot, pakaian, peralatan dan perlengkapan hobi, alat elektronik, kendaraan, serta produk makanan.

Menurut Husni (51), pedagang elektronik di Telukbetung, Bandar Lampung, saat ini omzet penjualan menurun 20%. Bahkan dengan kebijakan PPh impor, dia khawatir penjualannya makin anjlok dan omzetnya bisa turun hingga 40%.

Bisa saja omset penjualan bisa turun lagi. Sekarang sudah turun 10%. Produk kabel listrik, lampu emergensi, lampu hias, lampu rumah misalnya. Sebelumnya kan 3% bisa jadi 8%," kata Husni Jumat (15/9/2018).

Dia mengungkapkan, selama ini produk elektronik seperti kabel dan lampu memang masih banyak diimpor dari negara lain. Jika tarif PPh impornya dinaikkan, pasti akan mendorong kenaikan harga.
Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah meninjau kembali dampak dari aturan yang diumumkan pada 12 September 2018 tersebut.

Oleh karna itu untuk saat ini barang impor di toko kami memang tidak banyak. Tetapi dengan kenaikan dolar ini membuat kaget pelanggan yang baru datang ke toko. Walaupun masih banyak persediaan stok di gudang, tetapi untuk kabel dan lampu itulah penjualan yang terus berputar, kata Husni. (RINALDI DWI SAPUTRA/PRO1)