LAMPUNG BARAT (Lampungpro.co) : Kelompok Tani Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Lampung Robusta mengikuti Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang difokuskan pada peningkatan kapasitas pengelolaan lahan kopi secara berkelanjutan. Kegiatan ini berlangsung di Desa Sinar Jaya, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat, Kamis (7/8/2025).
Program ini diinisiasi oleh tim pengabdian dari Program Studi Pengelolaan Perkebunan Kopi Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang diketuai oleh Sismita Sari, S.P., M.P., bersama anggota Jakty Kusuma, S.P., M.P., Ph.D., Reza Wahyuni, M.Pd., Retno Wulansari, M.Agr., dan Dian Latifathul, M.P., serta didukung empat mahasiswa.
Kegiatan ini menjadi respons atas kebutuhan petani untuk menerapkan praktik pertanian ramah lingkungan yang tetap produktif sekaligus menjaga kelestarian ekosistem.
Dengan mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Petani dalam Mewujudkan Pertanian Kopi Berkelanjutan”, pelatihan dilakukan dengan metode learning by doing. Petani tidak hanya mendapatkan penjelasan teori, tetapi juga langsung mempraktikkan pembuatan kompos berkualitas dari limbah kulit kopi, seresahan (sampah organik pertanian), kotoran ternak, serta bahan tambahan seperti EM4 dan Trichoderma.
Sari menjelaskan, bahwa kompos berkualitas dihasilkan melalui fermentasi bahan-bahan tersebut menggunakan bio-aktivator alami. Proses ini, lanjut Sari, mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya simpan air, dan mendukung pertumbuhan tanaman kopi yang lebih sehat.
Kulit kopi yang kaya serat, jelas Sari, berperan memperbaiki tekstur tanah dan menyediakan unsur hara. Kemudian, Retno menerangkan, Seresahan kaya karbon membantu proses dekomposisi, sedangkan kotoran ternak yang mengandung nitrogen mempercepat pembusukan bahan organik.
Kemudian, lanjut Retno, EM4 untuk mempercepat proses fermentasi, sementara Trichoderma membantu memecah bahan organik sekaligus mengendalikan penyakit tanaman.
Ketua Gapoktan Lampung Robusta, Risdiantoni, mengapresiasi pelatihan ini. “Selama ini sebagian petani menggunakan kompos mentah yang belum terdekomposisi sempurna, sehingga hasilnya masih standar. Dengan pelatihan ini, kami mendapat pengetahuan baru. Harapannya teknik pembuatan kompos ini dapat meningkatkan hasil panen sekaligus mengurangi limbah,” ujarnya.
Tim PKM dosen Polinela berharap kegiatan ini menjadi langkah awal menuju sistem pertanian kopi yang lebih berkelanjutan di Lampung. Ke depan, para petani diharapkan mampu mengembangkan teknik pengomposan secara mandiri dan menularkannya kepada kelompok tani lain.
Data tim menunjukkan, penggunaan kompos berpotensi menekan biaya pupuk hingga 40 persen, memperbaiki struktur tanah secara signifikan, dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan. (***)
Editor : Sandy,
Berikan Komentar
Tanpa alternatif pengobatan yang beragam, pasien di Lampung akan...
4982
Lampung Tengah
589
Bandar Lampung
391
455
11-Aug-2025
320
11-Aug-2025
701
11-Aug-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia