Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Tradisi Nanggok saat Hari Raya Kerap Dilakukan Penduduk
Lampungpro.co, 26-Jun-2017

Lukman Hakim 1034

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Tradisi Nanggok saat merayakan Hari Raya Idulfitri, saat ini, sering terlihat. Bahkan, sejumlah anak sering bergerombol memasuki rumah-rumah penduduk hanya sekedar mengharapkan salam tempel (pemberian uang baru) dari si punya rumah. Di Kampung Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, tradisi nanggok, usai bersalam-salaman nyaris terjadi di sejumlah rumah-rumah warga dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Lumayan, ada yang kasih Rp5.000, ada juga yang kasih Rp10.000. Bahkan, tadi saya dapat satu amplop isinya Rp25.000, kata Irul (13), warga setempat.

Sementara, Budi (48), warga Gedongair, Tanjungkarang Barat, mengatakan tradisi salam tempel atau nanggok, saat ini memang seperti sudah tradisi. Ya, sebelum Lebaran, kita harus cari tukaran uang baru. Kalau besarannya yang diberikan, ya bergantung ekonoi masing-masing saja. Soalnya, anak-anak kadang datang ke rumah belum pergi kalau belum dikasih salam tempel, kata ayah dua anak itu. 

Sementara, tradisi nanggok juga kerap dilakukan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara bersama keluarganya. "Kami suka ada tradisi nanggok. Jadi, caranya saat cium tangan dikepalin uang," ujar Rudiantara yang ditemui di rumah dinasnya, di Jalan Widya Chandra V, Jakarta Selatan, Minggu (25/6/2017). 

Dilansir Antara, Nanggok adalah sebuah tradisi memberi uang dalam jumlah tertentu kepada para tamu yang datang ke rumah pada Hari Raya Idulfitri. Mantan Komisaris Indosat ini mengaku mengenal budaya tersebut dari istrinya, Triana Rudiantara yang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Di mana, masyarakat di sana diketahui kerap menerapkan tradisi tersebut.  "Karena istri saya orang Minangkabau, ada tradisi Nanggok. Jadi suka menyiapkan uang Tanggok. Dari om dan tante juga suka seperti itu," ucap alumnus Universitas Padjajaran tersebut.

Menurut idia, karena sekarang kami boleh dianggap sudah senior. Kami yang memberi tanggokan kepada keponakan yang belum bekerja. Tapi om dan tante yang lebih tua masih suka ngepalin uang, itu tradisi yang bagus," kata dia, seraya tertawa. (*/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

17726


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved