Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Unjuk Prestasi Kelola Gambut BRG Gelar Jambore di Kalimantan Selatan
Lampungpro.co, 29-Apr-2018

Lukman Hakim 1042

Share

#beritapolitiklampung #webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #portalberitawisatanasional #portalberitaasiangames #portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata Lampung, Indonesia

JAKARTA (Lampungpro.com): Kondisi suram sudah mulai dilewati oleh masyarakat yang hidup di lahan gambut. Berbagai keberhasilan serta contoh praktik terbaik dari masyarakat yang sukses mengelola lahan gambut bisa disaksikan di mana-mana.

Inilah yang mendorong Badan Restorasi Gambut (BRG) menggelar Jambore Masyarakat Gambut 2018. Jambore yang diikuti sekitar 2.000 orang dari tak kurang 265 desa dan kelurahan yang tergabung dalam Desa Peduli Gambut (DPG) digelar di Desa Kiram, Karang Intan, Banjar, Kalimantan Selatan, dari 28 hingga 30 April 2018.

Menurut Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead semua peserta berasal dari ekosistem gambut, terutama di tujuh provinsi prioritas restorasi gambut BRG, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Riau.

Selain itu ada peserta dari Kalimantan Timur dan Papua, Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hingga akademisi mengikuti Jambore Masyarakat Gambut 2018.

"Acara Jambore Masyarakat Gambut 2018 ini merupakan forum pertukaran pengetahuan dan penguatan jejaring bagi para petani gambut dan masyarakat umum," kata Nazir di lokasi acara, Sabtu (28/4/2018), dilansir ASN. ID (Grup Lampungpro.com).

Dalam jambore, ia mengatakan peserta dapat mengikuti kelas pelatihan singkat mengenai lima tema. Yang pertama terkait dengan pertanian terpadu dan alami di lahan gambut, kelas khusus membahas mengenai pemeliharaan infrastruktur pembasahan gambut seperti sekat kanal dan sumur bor.

Lalu ada pula kelas untuk pembahasan akses pendanaan dan permodalan bersama praktisi keuangan, filantropi dan bisnis. Kelas yang lain diisi oleh pelatihan promosi produk gambut serta kelas untuk peningkatan nilai tambah kerajinan gambut.

"Kegiatan restorasi gambut oleh BRG menghadirkan negara di desa-desa gambut. Kegiatan yang sangat praktis di tingkat tapak dilakukan untuk memberikan solusi pada masalah perlindungan dan pengelolaan gambut," ujarnya.

Nazir mencontohkan program pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) dan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk kegiatan padat karya pembangunan sekat kanal dan sumur bor.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono yang mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan membuka Jambore Masyarakat Gambut 2018 mengatakan berbicara soal restorasi gambut, semua tidak akan lupa kebijakan Presiden Joko Widodo tentang Nawacita, dan Jambore Masyarakat Gambut menterjemahkan kebijakan itu.

Menurut dia, empat hal yang menjadi prioritas dalam Nawacita akan dilaksanakan dalam Jambore Masyarakat Gambut 2018. Nawacita ke-3 di mana Indonesia hadir dari pinggiran dan menguatkan masyarakat dilakukan dengan pelibatan restorasi gambut dari tingkat. "Kita jadi saksi Desa Kiram menjadi cerita sukses dari Nawacita ke-3, berjalan melalui BRG sebagai pengelola restorasi gambut," ujar Sekjen.

Lalu Nawacita ke-5 yakni meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Maka, menurut dia, tepat sekali restorasi bukan hanya disuarakan di kota tapi justru harus dibangun dari desa, sehingga dari implementasi revitalisasi livelihood memperlihatkan negara hadir.

Nawacita ke-6, terwakili dengan tidak cukup negara hadir di sebuah desa tetapi harus bisa meningkatkan produktivitas rakyat dan menciptakan daya saing di pasar internasional melalui tata kelola area lindung dan restorasi gambut.

"Ini strategi kelola di tingkat tapak artinya produktivitasnya di tingkat tapak sudah banyak dan bapak/ibu sudah ada produktivitasnya tinggal bagaimana meningkatkan daya saing. Tidak terlepas dari dukungan infrastruktur tentunya," lanjutnya.

Ketika bicara soal sumber daya alam dan sudah ada visi keberhasilan kelola gambut maka Nawacita ke-7 yaitu membangun kemandirian ekonomi dari masyarakat gambut Indonesia dan tidak kalah penting menciptakan komoditas strategis kearifan lokal yang menjadikan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan.

"Atas nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan kami memberikan apresiasi Jambore Masyarakat Gambut karena ini menjadi sarana semua untuk berbagi informasi dan pengalaman. Kita terus belajar dan berusaha pulihkan ekosistem gambut agar jadi tempat nyaman ditinggali dan memberi kepastian ekonomi masyarakat," kata dia. (**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3764


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved