Swadaya Masyarakat
Kendati konflik berlangsung lama, belum ada solusi konkret dari pemerintah atau pihak Balai TNWK terkait kerugian petani akibat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh gajah liar. Melihat kurangnya perhatian tersebut, warga dua dusun penyangga memutuskan untuk melakukan swadaya guna mengatasi masalah ini.
Kepala Dusun 2 Desa Labuhanratu IX, Kecamatan Labuhanratu, Rudi Hartono, mengungkapkan warga di Dusun 1 dan Dusun 2 sepakat untuk iuran secara sukarela. Dana tersebut akan digunakan untuk menyewa alat berat ekskavator guna menggali kanal pembatas antara hutan TNWK dan lahan pertanian warga.
“Kami mengumpulkan dana secara ikhlas untuk biaya pengerukan kanal, supaya gajah liar tidak masuk merusak tanaman dan rumah warga,” kata Rudi, Jumat (7/2/2025).
Rudi menjelaskan, terdapat tujuh titik perlintasan gajah liar yang menjadi akses keluar masuk hutan ke peladangan masyarakat. Oleh karena itu, tujuh titik ini menjadi fokus pengerukan kanal, mengingat kondisi kanal yang sudah dangkal.
“Jika kami terus mengandalkan pemerintah, masalah ini tidak akan pernah selesai. Apalagi soal ganti rugi tanaman yang rusak, itu sepertinya mustahil. Kami sudah bosan dengan janji-janji pemerintah dan anggota DPR yang hanya melakukan sidak tanpa ada tindakan nyata,” ungkap Rudi.
Ia menambahkan, hanya dua dusun yang berpartisipasi dalam iuran ini. Keduanya terletak sangat dekat dengan hutan TNWK. (***)
Berikan Komentar
Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...
275
Bandar Lampung
4588
Lampung Timur
3733
Bandar Lampung
2484
241
08-Feb-2025
131
08-Feb-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia