BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Sejumlah orangtua di Lampung mengaku resah dan khawatir dengan permainan skip challenge yang menjadi viral di media sosial. Mereka khawatir permainn itu membahayakan anak-anak mereka. Kalau di rumah, kami bisa mengawasi anak-anak dan melarang mereka bermain seperti itu. Nah, kami khawatir kalau mereka bermain skip challenge bersama teman-temannya di sekolah tanpa diketahui guru, kata Rita (32), warga Bandar Lampung, Minggu (12/3/2017).

Wanita yang memiliki anak kelas 5 SD itu, juga merasa miris dengan permainan membahayakan itu. Dari mana asal permainan itu. Mungkin, pihak terkait juga perlu melakukan sosialisasi kepada siswa atau orangtua agar tidak melakukan hal itu, kata dia.

Sedangkan Jajang (41), juga mengaku resah ketika anaknya bercerita soal permainan skip challenge itu. Anak saya yang kelas enam SD menceritakan permainan itu. Saya agak terkejut juga dan mewanti-wanti putra saya untuk tidak melakukan hal itu, kata warga Katibung, Lampung Selatan itu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebelumnya sudah menginstruksikan guru/wali kelas untuk melarang siswa atau peserta didiknya bermain skip challenge. "Kepala guru, terutama wakil kepala sekolah kesiswaan untuk memantau dan melarang anak-anak untuk melakukan itu (bermain skip challenge)," kata Mendikbud Muhadjir.

Mendikbud mengingatkan kepada pelajar tentang bahaya dari permainan itu karena bisa mengancam jiwa. "Oh tidak boleh itu, itu berbahaya sekali menantang jiwa. Saya kira itu tidak boleh dilakukan," kata dia.

Skip challenge atau pass out challengge adalah sebuah permainan yang dilakukan dengan cara menekan dada sekuat atau sekeras mungkin selama beberapa waktu, sehingga menyebabkan anak yang memainkan permainan ini menjadi kejang atau bahkan pingsan. Ia menuturkan Kemendikbud telah mengirimkan instruksi larangan bermain skip challenge kepada seluruh kepala sekolah di Indonesia. "Sudah, sudah kita imbau," kata dia. (*/PRO2)