BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Lima mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila), meraih juara kedua dalam kompetisi mediasi bertajuk Alsa Lex Weeks, yang merupakan kompetisi yang digelar Alsa Local Chapter Universitas Padjajaran (Unpad).
Dalam rangkaian kompetisi tersebut, terdapat kompetisi mediasi nasional yaitu perlombaan peradilan semu tingkat internasional dalam subperadilan alternatif penyelesaian sengketa secara mediasi pada 7 September 2024.
Ada pun Lima mahasiswa Fakultas Hukum Unila yang meraih juara yakni Faisal Alsy, Teresia Rosa Yudhanti, Kezya Luzanta Felyza, Aziz Alqodri, dan Puji Rahayu.
Mediasi merupakan cara alternatif penyelesaian sengketa di luar peradilan biasa, atau disebut penyelesaian sengketa tanpa perlu masuk dalam tahap persidangan.
Alsa Lex Weeks menginisiasi mediasi sebagai cabang perlombaan, karena saat ini mediasi sedang sering digunakan dalam penyelesaian masalah hukum.
Kompetisi yang mereka ikuti harus menempuh beberapa tahap yakni tahap pendaftaran, tahap seleksi berkas, tahap pengumuman finalis, dan simulasi mediasi.
Setelah perwakilan pada setiap universitas mendaftar, para peserta kemudian diberikan waktu, untuk membuat berkas persidangan yang nantinya dinilai dewan juri.
Dari seluruh universitas yang mendaftar, hanya lima kontingen yang dinyatakan lolos pada babak final yakni Univeritas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Syiah Kuala, Universitas Ahmad Dahlan, dan Unila.
Lima universitas yang lolos pada tahap final tersebut, selanjutnya menampilkan simulasi mediasi secara langsung di Fakultas Hukum Unpad.
Sebagai mahasiswa Unila, tim berupaya berkontribusi pada almamater dengan mencetak prestasi.
Selain itu, beberapa anggota tim yang mengambil fokus pada bagian hukum perdata melihat peluang yang baik dalam mengikuti kompetisi ini, mediasi lekat hubungannya dengan hukum perdata, maka semakin luas ilmu yang didapat.
Tema dalam kompetisi ini yakni terkait sengketa tanah. Kasus yang mereka tangani bercerita tentang permasalahan tanah ulayat di Pasaman Barat, Sumatera Barat, antara masyarakat adat dan perusahaan kelapa sawit.
Terdapat perseteruan akibat pihak perusahaan melakukan pengolahan lahan di tanah ulayat, yang bukan menjadi hak perusahaan dan seharusnya menjadi hak masyarakat adat.
Salah anggota tim dari Unila, Faisal Alsy mengatakan, pihaknya merasa senang atas keikutsertaan dalam kompetisi tersebut, karena bisa menambah ilmu.
Meskipun awalnya cukup pesimis karena tim berjalan secara mandiri tanpa naungan organisasi kemahasiswaan dan waktu pengerjaan, serta persiapan yang begitu singkat. Namun setelah dinyatakan lolos pada tahap final dan berangkat ke Unpad, rasa gembira itu seakan meluap.
"Ada rasa gugup karena harus menampilkan simulasi mediasi yang terbaik, tapi setelah selesai dan mendapatkan juara, kami merasa lega," kata Faisal Alsy, Selasa (17/9/2024).
Dengan waktu pengerjaan relatif singkat yakni dua minggu, lalu persiapan latihan sidang, hasil yang didapatkan tentu merupakan perolehan yang sangat memuaskan bagi Faisal Alsy dan tim.
Mereka berharap, prestasi tersebut nantinya bisa berdampak pada minat mahasiswa Fakultas Hukum Unila untuk dapat berkontribusi mencetak prestasi.
Seluruh mahasiswa FH Unila dapat memiliki rasa kompetitif, dan memahami bahwa menjadi juara bisa didapatkan siapa saja dan dimana saja. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1199
Lampung Selatan
3478
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia