RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.co): Ketua Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UWL) Suratman, mengatakan revitalisasi pemecah ombak (PO) di kawasan tambak Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, sangat mendesak dilakukan. Pasalnya, sedimentasi lumpur di depan pintu dam menumpuk.
Kemudian, saluran pasok menjadi dangkal bahkan terbentuk pulau. Akibatnya air laut tidak bisa menjangkau pertambakan dengan maksimal.
"Break water atau pemecah ombak ini adalah tanggul terbuat dari beton yang terletak di depan pintu air dam 07, 08, dan 09. Menjorok jauh ke arah laut, agar air laut yang masuk dam tidak bersama lumpur," kata Suratman, Selasa (14/6/2022).
Dia mengatakan PO ini merupakan sarana vital dan sensitif untuk keberlangsungan budidaya udang di pertambakan Dipasena yang mengairi 11 blok terdiri dari 13.200 petak tambak. Suratman menambahkan kegiatan ikhtiar bersama agar persoalan budidaya bisa teratasi.
"Kami gunakan kemampuan yang terbatas, peralatan yang ada, dan semangat swadaya anggota P3UWL. Sambil menunggu realisasi kerja Kementerian PUPR, kami lakukan usaha revitalisasi pendahuluan," kata dia.
Harapannya, setelah pembuangan lumpur sedimentasi di wilayah PO, air laut yang masuk ke saluran pasok lebih maksimal. "Apa yang kita lakukan ini adalah upaya menimalisir penyakit yang selama ini melanda pertambakan Dipasena," kata Suratman.
Sementara itu Kordinator Bidang Infrastruktur P3UWL, Arizal, mengatakan pada Senin (13/6/2022) satu mesin sedot lumpur (dredger) bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan beberapa unit eksavator long arm, bergerak dan tiba di tempat rencana kerja.
"Semalam sekitar pukul 20.00 WIB, peralatan dredger dan eksavator sampai di tempat kerja dan siap melakukan aktivitas yang dibutuhkan panitia," kata Arizal.
Terpusah, Ketua Panitia Pelaksana Revitalisasi Pemecah Ombak, Solihin, saat dihubungi Lampungpro.co, Selasa (14/6/2022) mengatakan, proyek ini berlangsung 120 hari menggunakan tenaga kerja lokal terdekat dengan lokasi proyek. Dana berasal dari swadaya anggota P3UWL yang dihimpun dari sistem urunan bersama investasi Rp1000.
Total anggaran pembiayaan yang dibutuhkan Rp1,4 miliar. Sebesar Rp1 miliar biaya dipakai untuk operasional alat berat dredger dan eksavator. "Jadi, proyek ini memang lebih banyak menggunakan alat berat untuk menyedot lumpur dan pembuatan lubang penampungan lumpur," kata Solihin. (***)
Editor Amiruddin Sormin, Reporter: Nafian Faiz
Berikan Komentar
Olahraga
351
Pendidikan
344
Kominfo Lampung
388
257
28-Aug-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia