Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bahas Bahaya Proxy War, PMII Tulang Bawang Ajak Mahasiswa Lawan Buzzer Bayaran
Lampungpro.co, 18-Jun-2025

Amiruddin Sormin 446

Share

Pemaparan materi pada seminar Kebangsaan “Peran Buzzer dalam Proxy War di Indonesia: Strategi dan Cara Menghadapinya”, Selasa (17/6/2025). LAMPUNGPRO.CO

BANJAR MARGO (Lampungpro.co): Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tulang Bawang menggelar Seminar Kebangsaan bertema “Peran Buzzer dalam Proxy War di Indonesia: Strategi dan Cara Menghadapinya”, Selasa (17/6/2025), di Pondok Pesantren Darul Islah, Kampung Purwajaya, Banjar Margo. Kegiatan ini menyasar generasi muda agar lebih melek terhadap ancaman perang informasi di era digital.

Ketua PMII Tulang Bawang, Kurnia Akbar Prasetia mengatakan, literasi digital harus diperkuat agar mahasiswa tidak mudah terpengaruh informasi menyesatkan. Menurutnya, pemuda harus menjadi aktor sadar dan kritis dalam menjaga ruang publik tetap sehat.

“Kami ingin mahasiswa mampu membentengi diri dari serangan buzzer yang menyebar provokasi,” ujar Kurnia saat membuka seminar. Ia menekankan komitmen PMII dalam menciptakan ruang dialog yang edukatif dan damai.

Narasumber yang hadir antara lain Kepala Bidang Pos, Telekomunikasi, dan Informasi Kominfo Tulang Bawang, Juhardi; Kasi Intelijen Kejari Tulang Bawang, Rachmat Djati Waluya; serta Pabung Kodim 0426/Tulang Bawang, Mayor Inf. Arif Affuan. Ketiganya memaparkan dari sisi teknologi, hukum, dan keamanan nasional.

Juhardi mengingatkan, buzzer bisa menjadi alat perang modern yang menghancurkan nilai kebangsaan secara perlahan. Ia menilai karakter bangsa harus diperkuat melalui budaya digital dan edukasi masyarakat.

Rachmat Djati menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap pelaku penyebar hoaks dan ujaran kebencian. Ia menjelaskan, buzzer sering digunakan untuk kepentingan politik dan ekonomi dengan cara-cara manipulatif.

Sementara itu, Mayor Arif Affuan membedakan antara buzzer organik dan buzzer bayaran yang bekerja secara terstruktur. Menurutnya, buzzer bayaran dapat menjadi mesin propaganda yang membahayakan persatuan bangsa.

Kegiatan ini diikuti ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, pelajar, dan organisasi kepemudaan di Tulang Bawang. Diskusi berlangsung interaktif dengan fokus pada strategi konkret menghadapi tantangan era digital. (***)

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Bandar Lampung 343 Tahun, Transportasi Umum Mati...

Bandar Lampung tak kekurangan dana, tapi mungkin kekurangan visi....

1183


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved