Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Baru Sebulan Melaut, Perahu Nelayan Korban Tsunami di Lampung Selatan ini Hancur Lebur
Lampungpro.co, 25-Sep-2019

Amiruddin Sormin 2278

Share

Perahu rusak bantuan YDGRK di Pantai Way Muli Timur, Lampung Selatan, 4 September 2019. LAMPUNGPRO.CO/HENDRA KASIM

KALIANDA (Lampungpro.co): Wajah Pantai Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan belum banyak berumah sejak gelombang tsunami menghantam pada 22 Desember 2018 malam. Ratusan bangunan masih tampak porak-poranda. Demikian halnya, perahu nelayan masih banyak yang teronggok hancur diterjang gelombang dahsyat. 

Pantauan Lampungpro.co yang dua kali menyambangi daerah ini yakni pada 30 Agustus 2019 dan 4 September 2019, masih banyak bangunan sisa hantaman tsunami dibiarkan teronggok. Puing-puing sebagian masih berserakan. Perkampungan nelayan dan beberapa fasilitas wisata yang sebelumnya meramaikan pantai ini hancur dihantam tsunami.

Warga yang bertahan mencoba bangkit kembali ke profesi semula. Kaum ibu yang biasanya membuat bakso ikan, otak-otak kalianda yang terkenal, hingga empek-empek mulai kembali menggeliat. Sebagian nelayan mencoba kembali melaut, sebagian jadi kuli bangunan, dan ada yang jadi pemandu memancing ikan di laut.

Sisa kayu perahu bantuan YDGRK yang masih ada di Pantai Way Muli Timur, Lampung Selatan. LAMPUNGPRO.CO

Sisa perahu bantuan YDGRK yang masih ada di Pantai Way Muli Timur, Lampung Selatan. LAMPUNGPRO.CO/AMIRUDDIN SORMIN

Sebenarnya, asa sebagian nelayan mulai bangkit ketika bantuan perahu berdatangan. Salah satunya dari Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusian (YDGRK) yang diserahkan langsung Ketua YDGRK Siti Hardianti Rukmana alias Mbak Tutut, pada 28 Januari 2019. Bantuan sepuluh perahu nelayan ini merupakan janji Mbak Tutut yang pernah datang memberikan bantuan untuk korban tsunami di wilayah ini pada 29 Desember 2018.

Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Alih-alih ingin melaut untuk menyambung hidup, bantuan perahu itu justru membuat para hampir celaka di tengah laut. "Baru sekali saya pakai melaut, tiba-tiba mesinnya meledak dan perahu terombang-ambing di tengah laut. Untung ada perahu nelayan lain lewat dan menyelamatkan saya," kata Endang (44), nelayan Way Muli Timur.

Pengakuan senada disampaikan Zainuddin, nelayan yang mendapat bantuan perahu berukuran 1x8 meter itu. Menurut pria bertubuh legam ini, praktis perahu bantuan itu hanya mampu bertahan sebulan. "Perahu bocor dan tak kuat menahan gelombang. Perahu ini ngak cocok melaut di sini karena ombaknya besar dan gelombang tinggi. Ini cocoknya untuk perahu wisatawan," kata Zainuddin saat Lampungpro.co menemuinya pada 30 Agustus 2019.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
TPA Sampah Bakung Disegel, Pemkot Bandar Lampung...

Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...

317


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved