Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bersepeda Ontel, Pria Renta itu Berjibaku dengan Waktu Menjual Cilok
Lampungpro.co, 09-Jan-2018

Lukman Hakim 1149

Share

Berita online Lampung, Berita Online Lampungpro.com, Berita Online Indonesia, Berita Pariwisata Lampung, Berita Pariwisata Indonesia, Portal Berita Online, Portal Berita Lampung, Portal Berita Asean Games 2018, Portal Berita Pilgub Lampung, Portal Berita Pilkada 2018

LAMPUNG TIMUR (Lampungpro.com): Kedua tangannya menggenggam erat stang sepeda ontel yang sudah berkarat. Setapak demi setapak kaki pria sepuh itu melangkah dengan menuntun sepeda berkarat, dengan beban dagangannya berupa bakso tusuk (cilok), raut pria berusia 82 tahun terlihat berat. Dia bernama Sarmadi (82), tinggal di Desa Labuhanratubaru, Kecamatan Wayjepara, Lampung Timur.

Dengan semangat yang tinggi seoalah Sarmadi tidak terasa lelah, harapan mengkais rezeki recehan demi untuk bertahan hidup. Jalan , jalan yang dilintasi tidak semua mulus, namun demi menjajakan dagangannya Sarmadi harus menempuh jalan berpuluh kilo hanya dengan menuntun sepeda yang terbebani oleh dagangannya.

Caping gunung yang dicat warna merah itu, setia menutupi kepalanya dari sengatan matahari. Kulit tangan yang sudah mengkriput dan berwarna hitam legam karena tersengat matahari, tampak gemetar memegang stang sepedanya. Sarmadi pun sudah tidak mampu mengayuh sepeda dengan kedua kakinya.

Semua dia lakoni sebagai solusi untuk bertahan hidup demi dirinya dan sang istri. Saya menjual cilok ini satunya seharga 100 rupiah. Seharian keliling, jika ada rezeki bisa membawa pulang uang Rp25 ribu sampai Rp50 ribu. Kalau pas tidak ada rezeki pernah tidak laku sama sekali, kata pria sepuh berbaju hitam itu, sambil melayani pembeli.

Sarmadi yang hanya tinggal dengan istrinya itu, berangkat dari rumah untuk menjajakan daganganya pagi kembali pulang sore. Dia berangkat mengais rezeki dengan berbekal nasi dan lauk seadanya, dengan dibungkus plastik, sebagai pengisi perut siang. Setiap harinya dia berjalan dengan beban tidak kurang dari 30 kilogram dan menjadi aktivitas rutin di usia senjanya.

Sandal jepit yang sudah menipis dan celana yang usang bertambal sulam menggambarkan hidup pria berusia 82 tahun itu penuh perjuangan mempertahankan hidupnya. Ya, mau kerja apa lagi. Sementara, saya dan istri butuh makan untuk bertahan hidup, kata dia. (SUSANTO/PRO2)

Sarmadi (82), masih tampak semangat demi bertahan hidup. | SUSANTO/PRO2)�

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

18689


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved