Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

BMKG: Cuaca Ekstrem 19-25 Januari, Waspada Banjir, Longsor, dan Gelombang Tinggi
Lampungpro.co, 20-Jan-2021

Amiruddin Sormin 960

Share

Bus AKAP SAN saat terjebak banjir dan longsor di Jalan Lintas Barat Semaka Tanggamus, 5 Agustus 2020. LAMPUNGPRO.CO/DOK

JAKARTA (Lampungpro.co): Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat saat ini sebagian besar wilayah memasuki puncak musim hujan seperti yang diprediksikan sejak Oktober 2020 lalu. Puncak Musim Hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021, untuk itu perlu diwaspadai cuaca ekstrem. 


Sebagian besar wilayah yang memasuki puncak musim Hujan tersebut terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara. "Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 94% dari 342 Zona Musim memasuki musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (19/1/2021). 

Di sisi lain, Deputi Bidang Klimatologi Herizal menjelaskan, puncak musim hujan di wilayah tersebut diperkirakan berlangsung hingga Februari 2021. "Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan ini," ujar Herizal.

Selanjutnya Dwikorita juga menjelaskan saat ini kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Kondisi tersebut dipicu oleh menguatnya Monsun Asia yang dapat disertai dengan aliran angin lintas ekuator di Selat Karimata, diperkuat oleh pengaruh hadirnya gelombang atmosfer ekuatorial tropis Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia. 

Kehadiran MJO tersebut dapat ber-superposisi dengan penguatan Monsun Asia yang dapat pula disertai munculnya fenomena seruakan dingin (cold surge) di Laut Cina Selatan. Selain itu, teramati beberapa sirkulasi siklonik di selatan Indonesia dan utara Australia yang menyebabkan terbentuknya belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) sehingga meningkatkan pertumbuhan gugus awan supersel yang berpotensi menimbulkan curah hujan tinggi. 

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menambahkan, potensi cuaca ekstrem diprediksi dapat terjadi pada 19-25 Januari 2021 terutama di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kemudian, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik. Selain itu, hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan. Dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian III (sepuluh hari ke-3) di Januari 2021.



Informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan tersebut sebagai upaya mitigasi agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang.Selain itu, masyarakat dan pengelola pelayaran juga diminta untuk terus memonitor informasi BMKG, guna selalu mewaspadai Peringatan Dini Gelombang Tinggi khususnya pada tanggal 19-21 Januari 2021.

Diprediksikan tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter (rough sea) berpeluang terjadi di Perairan utara Pulau Sabang, Perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuana, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga selatan Jawa, Perairan Singkawang - Sambas, Laut Jawa, Perairan utara Jawa Tengah - Jawa Timur, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Sulawesi Selatan, Laut Banda bagian barat, serta Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Biak.

Serta gelombang dengan ketinggian 4,0 - 6,0 meter (very rough sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan Perairan Kepulauan Natuna. Sementara itu, untuk cuaca penerbangan, berdasarkan analisis dan prediksi BMKG, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan.

Pembentukan awan CB tersebut terutama berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTT, NTB, Maluku, Papua Barat, Papua.

"Oleh karena itu BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi, untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan," kata Guswanto.

Untuk mempercepat dan memperluas layanan informasi cuaca penerbangan, sejak 2018 BMKG menyampaikan update informasi prakiraan cuaca di seluruh bandara melalui aplikasi mobile phone Info BMKG, juga melalui layar-layar display cuaca di seluruh bandara. Informasi dalam aplikasi Info BMKG tersebut meliputi informasi cuaca setiap jam hingga prediksi kondisi cuaca untuk empat jam ke depan, sedangkan informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca untuk area maupun rute penerbangan seperti SIGWX (Significant weather Chart), SIGMET (Significant Meteorological Information) dapat diakses dalam laman.bmkg.go.id.

Demikian pula seluruh Informasi cuaca baik prediksi dan peringatan dini cuaca ekstrem, prediksi gelombang tinggi dan prakiraan/prediksi cuaca untuk penerbangan disampaikan dan diupdate rutin melalui aplikasi mobile phone InfoBMKG. Masyarakat dan semua pihak diminta untuk terus memonitor pemutakhiran informasi tersebut agar dapat lebih waspada dan memitigasi berbagai risiko yang dapat diakibatkan oleh kondisi cuaca," pungkas Dwikorita. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

17592


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved