JAKARTA (Lampungpro.com): Ratusan pelajar berbagai usia memenuhi aula Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, untuk mengikuti pemaparan tentang gambut yang disampaikan seorang fasilitator desa dari Badan Restorasi Gambut (BRG), Rabu (17/1/2018). Dibantu tampilan animasi yang menarik, anak-anak, Mursin, fasilitator dari Kalimantan Barat menjelaskan tentang gambut dan program pembasahan, penanaman kembali, dan pemberdayaan masyarakat di desa-desa di atas lahan gambut.
Gambut itu salah satu indicator perubahan iklim, lho, kata Mursin, fasilitator BRG berusia 25 tahun. Jika gambut terbakar, karbon lepas ke udara dan terjadilah pemanasan global, kata Mursin.
Mursin menutup pemaparannya dengan slogan, pulihkan gambut dan pulihkan kemanusiaan. Anak-anak, yang sejak awal serius mendengarkan Mursin, bertepuk tangan. Ada yang tak puas, dan mencari informasi tambahan dengan membaca majalah yang dibagikan. Kampanye restorasi gambut kepada anak-anak adalah bagian Festival Iklim 2018 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama dua hari.
Usai mendengar pemaparan, pelajar dari berbagai usia itu mengikuti games di booth BRG. Games bertujuan mengasah pengetahuan tentang gambut dan program BRG. Ada hadiah menarik yang membuat setiap anak ingin bermain.
Nggak nyangka, ternyata gambut sangat penting bagi pengendalian perubahan iklim, kata Heri. Dia senang bisa mengikuti acara ini karena mendapat pengetahuan baru tentang gambut.
Menurut Mursin, memperkenalkan restorasi dengan menggunakan pendekatan bermain kepada anak-anak sangat efektif. Menggunakan alat peraga dan permainan, kami dengan mudah menerangkan tentang gambut dan pentingnya pemulihan, kata Mursin.
Games yang ditampilkan adalah adaptasi permainan ular tangga, permainan anak-anak paling popular sepanjang masa. Bedanya, ada puzzle dan gambar-gambar tentang gambut. Mursin yakin anak-anak yang mengikuti permainan ini akan bercerita kepada orang tua tentang pentingnya lahan gambut. Anak-anak itu sadar betapa berbahaya membakar gambut untuk membuka lahan, kata Mursin.
Jauh dari Jakarta, fasilitator BRG di desa-desa berkempanye dari satu ke lain sekolahan. Orang-orang seperti Mursin, yang jumlahnya cukup banyak, tidak hanya berbicara kepada pelajar tapi juga member pelatihan kepada guru-guru SD, SMP, dan SMA.
Melalui fasilitator desa, BRG juga melatih masyarakat untuk membentuk Badan Usaha Milik desa (BUMDes) untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Lewat BUMDes, BRG menggerakan masyarakat menanam jelutung, nenas, kayu galam, dan tanaman bernilai ekonomi lainnya di lahan gambut.
Program ini sejalan dengan visi kepala BRG Nazir Foead bahwa restoras tidak sekadar membasahi lahan dan menanam kembali lahan gambut tapi juga memberdayakan masyarakat. Nazir Foead juga kerap mengingatkan semua pihak agar tidak melupakan kebakaran lahan dan hutan (kahutla) 2015, dan setiap orang menjaga kebasahan gambut untuk menghindari bencana serupa terulang di masa depan. (PRO1)
Berikan Komentar
Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...
2657
Bandar Lampung
7749
Lampung Tengah
4779
Bandar Lampung
3974
118
22-May-2025
191
21-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia