Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

BW Bujuk Agung Tulang Bawang Libur, Petani Harap Refaksi Singkong Turun Sesuai Aturan Gubernur Lampung
Lampungpro.co, 19-Jun-2025

Amiruddin Sormin 300

Share

Ilustrasi petani panen singkong di Lampung. DOK. LAMPUNGPRO.CO

BANJAR MARGO (Lampungpro.co): Pabrik BW Bujuk Agung yang berlokasi di Jalan Lintas Timur Sumatera, Kampung Bujuk Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, menghentikan sementara aktivitas pembelian singkong karena perbaikan mesin dan audit internal. Sesuai pengumuman resmi manajemen, pabrik tidak menerima antrean singkong pada Jumat, 20 Juni 2025, dan libur penuh pada Minggu, 22 Juni 2025.

Aktivitas pembelian singkong kembali normal pada Senin, 23 Juni 2025. Libur ini disambut dengan harapan besar dari para petani, yang menuntut agar setelah audit dan perbaikan selesai, manajemen pabrik menurunkan potongan refaksi singkong yang selama ini dianggap tidak adil.

“Harapan kami sederhana, kalau pabrik sudah diperbaiki dan sistemnya dibenahi, maka refaksinya juga harus turun. Sekarang refaksinya terlalu tinggi, kami rugi banyak,” keluh Rahman, petani singkong asal Banjar Agung.

Refaksi Singkong Lampaui Batas

Sejumlah petani menyebutkan bahwa potongan refaksi di lapangan mencapai 32–43 persen, jauh di atas ketentuan resmi. Padahal, berdasarkan Surat Edaran Gubernur Lampung per 5 Mei 2025, ditetapkan bahwa: harga beli minimal singkong Rp1.350/kg

Refaksi maksimal 30 persen. Kemudian tidak diberlakukan lagi pengukuran kadar pati (Kadar Starch/CN)

Namun, realitanya di lapangan berbeda. Banyak petani justru menerima harga bersih hanya Rp900 hingga Rp1.200 per kilogram, setelah dipotong refaksi yang tinggi.

Lebih jauh, sejumlah sumber dari Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) dan DPRD Lampung mengusulkan standar ideal harga minimal Rp1.200–1.400/kg Refaksi maksimal 15–20 persen. Lalu, mekanisme timbangan harus terbuka dan adil

Petani menilai masa libur pabrik BW Bujuk Agung ini menjadi momentum evaluasi penting. Mereka berharap pabrik bukan hanya memperbaiki mesin. Tapi juga memperbaiki sistem pembelian dan penghitungan bobot.

“Kami ingin keadilan. Kalau kualitas singkong kami bagus, jangan dipotong seenaknya. Tolong refaksi dikontrol dan transparan. Jangan rugikan petani,” kata Suyono, petani lainnya dari Penawar Tama.

Pabrik BW Bujuk Agung dikenal sebagai salah satu sentra pembelian singkong terbesar di Tulang Bawang. Karena itu, setiap kebijakan dan perubahannya sangat berdampak langsung pada ribuan petani dari Banjar Margo, Banjar Agung, Penawar Tama, Gedung Aji, hingga Dente Teladas.

Dengan harapan evaluasi internal tersebut membawa angin segar, para petani kini menantikan kepastian bahwa harga dan sistem refaksi ke depan lebih manusiawi dan berpihak pada kesejahteraan mereka. (***)

#

Editor Amiruddin Sormin

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved