BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Seperti duduk sebentar untuk tarik nafas dan minum seteguk air, mantan Wali Kota Bandar Lampung dua periode, Herman HN, kembali ke pentas politik. Itu biasa bagi yang lama di pusat kekuasaan.
Namun publik dikagetkan dengan pilihan politik suami Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana itu, saat memilih menakhodai Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem. Pasalnya, selama ini yang terdengar sayup-sayup dan 'ngebet' memimpin Nasdem Lampung adalah kader tulen Nasdem yang juga Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal.
Namun bagi yang terbiasa membaca berita di balik berita, tak kaget dengan pilihan itu. Herman HN itu cuma berjarak 'sejengkal' dengan Nasdem melalui H. Sibron Azis yang putranya Fauzan Sibron, menjabat Sekretaris DPW Partai Nasdem Lampung.
Itu bisa dibuktikan dengan tidak goyahnya partai besutan Surya Paloh itu dalam mengusung Eva Dwiana di Pilkada Bandar Lampung 2020. Pilihan Herman HN itu sekaligus menguatkan jargon politik itu persoalan kepentingan.
Bagaimana tidak, dia dua kali dicalonkan oleh PDIP sebagai wali kota Bandar Lampung dan sekali sebagai gubernur Lampung. Malah, pernah dipecat sebagai kader pada 2014 karena mencalonkan dari partai lain di Pilgub 2014, tapi Herman HN kembali dicalonkan PDIP di Pilgub 2019. Bahkan di Pilkada 2020. istrinya Eva Dwiyana dicalonkan PDIP untuk melanjutkan kepemimpinan Herman HN.
Semua memang tergantung kepentingan Herman HN. Toh, di dalam internal partai, Herman HN belum pernah menjadi pengurus di struktur mulai anak ranting, ranting, PAC, DPC, DPD, hingga DPP PDIP. Dia hanya berada luar struktur yakni Satgas Cakrabuana. Sumber-sumber Lampungpro.co di internal PDIP Lampung bahkan menyebutkan Herman HN belum pernah ikut diklat kader.
Bisa jadi Herman ingin ikut jejak seniornya mantan Gubernur Lampung Sjahcroedin ZP yang memilih tetap 'kandang banteng', sementara anaknya Rycko Menoza SZP bernaung di bawah partai beringin, Partai Golkar. Sehingga modelnya, Herman HN di Nasdem, istrinya Eva Dwiana tetap di DPD PDIP Lampung. Silakan menebak arahnya menuju Pemilu 2024.
Hengkangnya Herman HN dari barisan banteng, harusnya menjadi koreksi internal PDIP Lampung. Banyak kader potensial dan mantan pengurus struktur partai, yang lagi-lagi menurut sejumlah kader, disia-siakan dan tidak dirangkul lagi dalam kepengurusan struktur partai. Bahkan tidak direkomendasikan jadi pengurus partai baik di struktural, eksekutif, dan legislatif.
Ini bisa dirunut dari berbagai kasus seperti kader militan PDIP Kadek di Tulangbawang, Zainal Abidin (mantan Bupati Lampung Utara), dan Umar Ahmad (Bupati Tulangbawang Barat). Bisa jadi Herman HN termasuk yang senasib dengan Kadek, Zainal Abidin, dan Umar Ahmad. Bergeser ke kasus Pesawaran, Ketua DPC PDIP Pesawaran, M. Nasir yang tidak direkomendasikan sebagai calon bupati Pesawaran hingga hengkang dari PDIP. Kemudian, pengurus DPD senior Tulus Purnomo pun tak didukung PDIP sebagai Wakil Wali Kota Bandar Lampung di Pilkada 2020.
Di tengah merosotnya PDIP di berbagai hasil survei menjelang Pemilu 2024, tentu hengkangnya Herman HN dari kandang banteng, harus menjadi pemuncak dari berbagai kasus itu. Memang, politik bukan soal benar atau salah, tapi intropeksi itu penting. (Amiruddin Sormin, jurnalis tinggal di Bandar Lampung)
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
333
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia