"Saya berharap pihak terkait melakukan investigasi terhadap klinik Bu Ret, karena saya khawatir penanganannya tidak profesional. Jika memang dugaan saya benar mala, mohon jangan diberikan izin praktik saya khawatir ada korban lagi," harap Juwandi.
Saat dikonfirmasi di kediamannya, Bidan Ret enggan memberikan tanggapan terkait peristiwa meninggalnya pasien persalinan bernama Putri Afriza, serta inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh DPRD dan Dinas Kesehatan Lampung Timur di kliniknya.
Ia menyerahkan seluruh hasil keputusan dan kajian terkait klinik yang telah dikelolanya selama 19 tahun tersebut, kepada pihak Dinas Kesehatan Lampung Timur.
"Kami serahkan semua hasilnya kepada Dinas Kesehatan saja. Terkait hal lainnya, maaf kami tidak bisa memberikan penjelasan," sebut Bidan Ret pada Sabtu (1/2/2025).
Bidan Ret mengakui, saat ini kliniknya tidak lagi memberikan layanan persalinan, melainkan hanya menyediakan pelayanan pemeriksaan kesehatan umum.
Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Lampung Timur, Yuni menjelaskan, pada Senin (3/2/2025), pihaknya akan mengadakan rapat dengan Dinas Kesehatan untuk membahas persoalan yang melibatkan Bidan Ret.
"Kami belum bisa memberikan pernyataan yang spesifik, karena pada Senin ini masih akan dirapatkan dengan Dinas Kesehatan, mengenai hasil sidak yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan anggota DPRD Komisi IV," kata Yuni singkat. (***)
Berikan Komentar
Praktekkan prinsip keberlanjutan dalam industri tapioka. Agar cap kolonial...
434
Bandar Lampung
11536
Lampung Selatan
2276
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia