BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, mengajak para pelaku usaha travel dan biro perjalanan wisata untuk mengemas dan menjual paket tur Krakatau dalam rangka menyemarakkan Festival Krakatau 2025.
"Untuk tur wisatawan umum ke Krakatau, kami serahkan sepenuhnya kepada teman-teman travel dan biro perjalanan. Silakan kemas dalam bentuk paket wisata. Kami siap bantu promosikan karena itu memang tugas kami, membantu promosi" kata Bobby, Kamis (26/6/2025).
Meskipun tidak ada agenda tur ke Krakatau pada bulan Juli, Dinas Pariwisata Lampung tetap menyusun rencana perjalanan untuk kalangan terbatas seperti jurnalis dan influencer. Rombongan ini akan berangkat menuju Pulau Sebesi dari Pantai Wartawan atau Dermaga Canti menggunakan perahu nelayan, akhir Agustus 2025. Setelah bermalam di Pulau Sebesi, perjalanan dilanjutkan dengan mengelilingi kawasan Gunung Anak Krakatau.
Bobby menilai momen Festival Krakatau seharusnya bisa menjadi peluang bagi travel agent untuk berkreasi seperti yang dilakukan dalam paket wisata Pahawang yang telah berjalan rutin tanpa harus menunggu Festival Pahawang.
"Kami menantang kreativitas travel agent untuk menjual paket tur Krakatau. Festival ini adalah momentum. Sejak awal, kami sudah mengajak kawan-kawan travel ikut partisipasi dan kami siap mendukung promosi," ujar Bobby.
Astindo Soroti Absennya Tur Krakatau
Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Travel Indonesia (Astindo) Lampung, Adi Susanto, menyesalkan absennya agenda tur ke Krakatau dalam gelaran tahun ini. Ia menyebut hal ini sebagai kehilangan arah dari semangat utama festival.
"Bagaimana mungkin festival bernama Krakatau justru meniadakan pengalaman langsung ke Krakatau? Ini ibarat konser tanpa musik, atau pameran kuliner tanpa cita rasa," tegas Adi.
Menurutnya, Festival Krakatau yang digelar di Lapangan Pemerintah Provinsi Lampung kini semakin jauh dari nilai petualangan, kekayaan budaya lokal, dan potensi geopark Krakatau yang telah mendunia. Festival dinilai terlalu banyak diisi kegiatan seremonial yang tak relevan dengan ikon utama alam Lampung.
“Kalau alasan logistik atau keamanan, itu seharusnya dijawab dengan inovasi. Dunia pariwisata lahir dari keberanian menjaga identitas,” pungkas Adi.
Sejarah Festival Krakatau
Festival Krakatau pertama kali digelar pada 1991 sebagai bentuk penghormatan atas letusan dahsyat Gunung Krakatau tahun 1883 yang mengguncang dunia. Sejak itu, festival ini menjadi agenda tahunan yang memperkenalkan budaya Lampung, pertunjukan seni, pameran pariwisata, hingga ekspedisi wisata ke Gunung Anak Krakatau.
Tur Krakatau sempat menjadi daya tarik utama festival yang mampu menyedot wisatawan lokal dan mancanegara. Sayangnya, pada 2025 ini, elemen penting tersebut tidak lagi tercantum dalam agenda resmi.
“Festival Krakatau bukan untuk sekadar selfie dan seremonial. Ini ruang eksplorasi dan kebanggaan atas warisan alam Lampung. Jangan sampai kita menjadi tuan rumah dari festival yang lupa rumahnya sendiri,” tutup Adi. (***)
#Editor: Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Olahraga
506
Olahraga
1232
164
26-Jun-2025
186
26-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia