BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Universitas Lampung (Unila) patut berbangga atas pencapaian luar biasa yang diraih salah satu dosen terbaiknya yakni Prof. Sutopo Hadi, dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Ia berhasil masuk dalam daftar top 2 persen peneliti dunia, sebuah prestasi yang diakui secara internasional berkat kontribusi dan dedikasinya di dunia penelitian selama lebih dari dua dekade.
Prof. Sutopo memulai perjalanan penelitiannya sejak tahun 2003. Hingga kini, ia terus konsisten mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal-jurnal internasional yang bereputasi, sehingga mendapatkan banyak sitasi dari peneliti lain.
"Publikasi yang saya hasilkan harus dipublikasikan di dalam jurnal-jurnal internasional yang memiliki readership besar, sehingga dapat disitasi oleh banyak peneliti," Prof. Sutopo dalam keterangannya, Selasa (1/10/2024).
Dari seluruh Sumatera, hanya beberapa peneliti yang berhasil mencapai prestasi ini, dimana Prof. Sutopo adalah satu-satunya perwakilan dari Unila.
Perjuangan Prof. Sutopo untuk mencapai penghargaan ini tidaklah mudah, karena ia harus menghadapi berbagai tantangan, salah satunya biaya publikasi ilmiah yang sangat tinggi. Untuk menerbitkan artikel di jurnal bereputasi, seorang peneliti harus menyiapkan biaya hingga puluhan juta rupiah.
"Ada jurnal yang memungut biaya hingga Rp30 juta atau lebih, sementara untuk jurnal dengan kualitas lebih rendah, biayanya bisa mencapai Rp6 juta hingga Rp20 juta," ujar Sutopo.
Meski demikian, Prof. Sutopo dan timnya juga berhasil menerbitkan artikel di jurnal yang tidak berbayar, walaupun prosesnya lebih sulit, karena memerlukan data yang solid dan memiliki nilai kebaruan tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Prof. Sutopo menunjukkan produktivitas yang tinggi. Pada tahun 2020, ia menerbitkan 21 artikel, meningkat menjadi 28 artikel pada tahun 2021.
Sementara hingga tahun 2024 ini, Prof. Sutopo sudah ada 23 artikel yang diterbitkan, dengan beberapa lagi yang akan segera menyusul. Konsistensi tersebut, turut membutuhkan kerja keras, baik dari segi tenaga maupun pikiran.
Prof. Sutopo juga berbagi tips untuk mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya. Untuk mahasiswa yang sedang melakukan penelitian, penting untuk rajin membaca jurnal dan mencari referensi yang relevan.
"Jika memungkinkan, bergabunglah dengan proyek penelitian dosen pembimbing. Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, juga sangat penting karena sebagian besar publikasi ilmiah menggunakan bahasa Inggris," ungkap Prof. Sutopo.
Ia juga menjelaskan, jurnal internasional memiliki kategori kuartil yang berbeda, dari Q1 hingga Q4, dengan Q1 sebagai yang paling sulit ditembus. Ia juga memulai dari Q3 dan Q4, baru kemudian beralih ke Q1 dan Q2 setelah pengalaman bertambah.
Dengan penghargaan yang diterima, Prof. Sutopo berharap lebih banyak lagi peneliti dari Unila yang dapat mengikuti jejaknya, hal tersebut sangat penting agar Unila semakin dikenal secara global.
Prof Sutopo juga berharap, agar kampus dan lembaga-lembaga penelitian memberikan dukungan lebih bagi para peneliti, baik dari segi fasilitas maupun pendanaan, agar semakin banyak peneliti Indonesia khususnya Unila yang mampu bersaing di kanca internasional.
Pencapaian Prof. Sutopo ini menjadi bukti bahwa dengan dedikasi, kerja keras, dan dukungan yang tepat, peneliti Indonesia mampu bersaing di tingkat global. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1177
Pesisir Barat
1114
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia