Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Dosen Polinela Prodi Hortikultura Berhasil Kembangkan Budidaya Tanaman Ciplukan dengan Metode Vegetatif
Lampungpro.co, 02-Dec-2024

Sandy 122

Share

Tanaman Ciplukan yang diteliti oleh Dosen Hortikultura Politeknik Negeri Lampung | Lampungpro.co/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Tim Dosen Program Studi Hortikultura Politeknik Negeri Lampung (Polinela) berhasil melakukan penelitian inovatif untuk mengembangkan teknik budidaya tanaman ciplukan (Physalis spp.). Penelitian ini merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa, yang bertujuan untuk menemukan metode budidaya berkelanjutan menggunakan bahan alami yang mudah diakses.

Tim peneliti yang terdiri dari Ir. Ferziana, M.P., Ir. Hilman Hidayat, M.Si., Riana Jumawati, S.P., M.Si., dan Hevia Purnama Sari, S.P., M.Si., bekerja sama dengan mahasiswa Program Studi Hortikultura, yaitu Merysha Agustin dan Ramadhona. Kegiatan penelitian ini telah berlangsung sejak Mei hingga Oktober 2024 dengan mengusung judul “Potensi Tumbuh Tanaman Ciplukan (Physalis spp.) Menggunakan Metode Perbanyakan Vegetatif dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)”.

Penelitian ini mengkaji dua jenis utama ciplukan, yaitu Physalis angulata (ciplukan lokal) dan Physalis peruviana (dikenal sebagai golden berry). Kedua jenis ini memiliki karakteristik unik.

Ciplukan lokal memiliki daun sempit, sedangkan golden berry menghasilkan buah lebih besar dengan warna kuning keemasan. Selain bernilai ekonomi tinggi di pasar lokal, ciplukan juga diminati di pasar internasional, termasuk di Meksiko dan Brasil, baik sebagai buah segar maupun bahan industri biofarmaka.

“Buah ciplukan telah banyak dikonsumsi masyarakat sebagai buah segar dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi komoditas hortikultura unggulan. Bahkan, di luar negeri buah ini dijual dengan harga premium,” ujar salah satu peneliti, Ir. Ferziana, M.P.

Salah satu inovasi dari penelitian ini adalah penggunaan bahan-bahan alami seperti bawang merah, rebung, dan kecambah sebagai ZPT. Ekstrak kecambah, khususnya, terbukti efektif dalam mendukung proses perbanyakan vegetatif.

Tim menemukan bahwa Physalis angulata lebih optimal diperbanyak melalui metode stek pucuk, sedangkan Physalis peruviana lebih cocok menggunakan metode stek batang.

“Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah diakses, kami berharap teknik ini dapat diadopsi oleh masyarakat luas, terutama petani kecil yang ingin memulai budidaya ciplukan,” jelas Ir. Hilman Hidayat, M.Si.

Hasil penelitian ini telah berhasil mengidentifikasi metode perbanyakan yang efektif, tetapi para peneliti menyadari perlunya kajian lebih mendalam. Salah satu fokus ke depan adalah menentukan konsentrasi ZPT yang ideal untuk masing-masing jenis ciplukan.

Selain itu, penelitian genetik juga akan dilakukan untuk memahami lebih jauh karakteristik varietas ciplukan yang ada. “Tujuan utama kami adalah menciptakan metode budidaya yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan, sehingga dapat mendukung pertanian ramah lingkungan,” kata Riana Jumawati, S.P., M.Si.

Melalui penelitian ini, Polinela menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan hortikultura berbasis lokal. Inovasi seperti ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lain untuk mengembangkan komoditas lokal dengan pendekatan ilmiah dan berkelanjutan.

Dengan potensi ekonomi dan manfaat kesehatan yang dimilikinya, ciplukan diharapkan dapat menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang bersaing di pasar global. “Kami optimis hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi dunia pendidikan tetapi juga bagi masyarakat luas,” tutup Hevia Purnama Sari, S.P., M.Si.

Penelitian ini mencerminkan bagaimana ilmu pengetahuan dapat menjadi jembatan untuk mengembangkan potensi sumber daya lokal, sekaligus mendorong inovasi berkelanjutan di sektor pertanian. (***)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

597


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved