BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Secara mikroanalisis, relativitas gerak maju pelaku ekonomi digital di Lampung, peluang, dan kendalanya dalam turut mematangkan kesiapan Provinsi Lampung sebagai salah satu kandidat alternatif pusat pemerintahan RI hingga tenggat akhir tahun ini turut jadi pertimbangan penting Panitia Kerja (Panja) FGD DKI Lampung dalam mempertajam pisau analisis kajian ilmiahnya yang akan diserahkan pengusulannya kepada Kemen PPN/Bappenas RI.
Dr. Andi Desfiandi Alfian, S.E, M.A, analis ekonomi digital yang juga inisiator FGD DKI Lampung, Jumat (22/9/2017), dalam siaran persenya, mengatakan target menjadikan Indonesia pusat ekonomi digital ASEAN di 2020 memiliki daya dukung bonus demografi, bahkan hingga momentum 100 tahun Indonesia Merdeka di 2045. Di mana, kata dia penduduk Indonesia terbesar populasinya di ASEAN dan mayoritas berusia produktif. Juga karena anak muda Indonesia sangat kreatif merespons dinamika digitalisasi ekonomi dunia.
Hal ini, kata dia, merupakan aset bangsa. Di mata ketua Yayasan Alfian Husin, yang concern di bidang pendidikan, kesehatan dan hukum sejak berdiri 1995, secara elementer pemerintahan Presiden Joko Widodo terlihat sungguh-sungguh memperhatikan dan mendorong tumbuh kembang ekonomi digital sebagai salah satu tulang punggung ekonomi masa depan.
"Kini sudah ada 1500-an perusahaan start-up yang live in dan menjadikan Indonesia sebagai negara pengampu korporasi start-up terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India," kata Ketua yayasan yang membawahi Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, SD Islam Terpadu Pelangi, Sekolah Darma Bangsa, Pondok Pesantren Annida, Darmajaya Corporation, RSIA Belleza dan LBH Darmapala ini,
Lebih lanjut, pria low profile yang juga Ketua Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (Unpad) Komisariat Daerah Lampung ini mengatakan negara benar-benar hadir membangun tatalaksana ekonomi digital ini, bahkan hingga skala industri kecil menengah (IKM).
"Kita patut bangga, pemerintah jeli sekali baik melalui kementerian/lembaga (K/L), skema BUMN bahkan BUMD. Sampai melibatkan swasta lokal maupun asing dalam merekonstruksi kapasitas infrastruktur dan juga ekosistem ekonomi digitalnya. Tren positif pertumbuhan pelaku start-up baru secara massif pun tak luput dari stimulan negara," kata dia.
Tak ayal, kata Andi, fenomena ekses Revolusi Industri keempat ini memaksa raksasa ekonomi digital dunia seperti Alibaba, Tencent, Amazon dan lainnya atur strategi khusus dan agresif untuk lakukan long-term investment di Indonesia. Wakil Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Lampung ini, secara garis lurus, dengan berbasis pada best will negara dan seluruh komponen bangsa utamanya generasi milenial.
Andi juga memprediksi, selain sektor pariwisata, potensi SDM sektor ekonomi lokal Lampung akan terus tumbuh agregatnya bak cendawan di musim hujan. "Ini modal dasar yang sesuai relnya. Investasi sektor industri kreatif dan ekonomi digital akan bersinggungan positif sejauh daya dukung pembiayaannya terkapitalisasi. Hindari budaya instan, jaga muruah kearifan lokal. Jangan gengsi, dan jangan cepat berpuas diri, ini kata kunci success story ekonomi digital baik di Lampung juga nasional. Bagi kelas menengah, inilah lumbung uang dan ladang amal," kata dia. (**/PRO2)
�
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4131
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia