Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Dani Setiawan. LAMPUNGPRO.CO

JAKARTA.(Lampungpro.co): Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Dani Setiawan, mengatakan Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar dunia, merasakan dampak serius perubahan iklim. KNTI, sebagai organisasi terbesar nelayan kecil dan tradisional di Indonesia, memperjuangkan hak-hak perlindungan mereka.

Untuk itu, Rembuk Iklim Pesisir KNTI 2023 dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kota pada 30 November-9 Desember 2023, Kegiatan ini berkolaborasi dengan Yayasan PIKUL dan Institut Hijau Indonesia (IHI) untuk menggali solusi-solusi dalam menghadapi perubahan iklim. bersamaan dengan Konferensi Internasional COP28 di Dubai.

Peringatan Hari Nusantara, setiap 13 Desember, merupakaan perwujudan Deklarasi Djuand 1957, yang memperkuat Undang-Undang Dasar 1945. Dalam konteks ini, kegiatan Rembuk Iklim Pesisir KNTI 2023 dengan tema "Laut Semakin Ganas" menjadi fokus peringatan Hari Nusantara. Kegiatan ini mengangkat permasalahan dampak perubahan iklim pada masyarakat pesisir dan mencari solusi konkrit.

"KNTI mengajak bersatu memperjuangkan kehidupan laut yang berkelanjutan, dengan memperkuat jaringan solidaritas, perlindungan Hak Tenurial Nelayan, memastikan edukasi merata, dan melibatkan aktif pemuda dan perempuan pesisir," ungkap Dani di Kantor KNTI, Jakarta Selatan. Jumat (1/12/2023).

Sementara itu, Hendra Wiguna, Ketua Pelaksana Rembuk Iklim Pesisir KNTI 2023, menambahkan kegiatan ini mendesak karena tren pemanasan laut dan kenaikan permukaan laut global. Menurutnya, perubahan iklim dapat berdampak pada ketersediaan dan perdagangan produk ikan, serta mengakibatkan konsekuensi geopolitik dan ekonomi. (***)

Editor Amiruddin Sormin, Laporan : Nafian Faiz