Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Guru Besar Universitas Malahayati, Prof. Taruna Banjir Ucapan Selamat Mulai dari Presiden Hingga Tokoh Nasional
Lampungpro.co, 17-Feb-2023

Sandy 6611

Share

Dokumentasi Malahayatinews | Lampungpro.co/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) , Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D baru saja dikukuhkan menjadi Guru Besar tetap Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung. Pengukuhan berlangsung dalam rapat senat terbuka yang dipimpin oleh Rektor Universitas Malahayati, Dr. Achmad Farich, dr., MM di Graha Bintang Universitas Malahayati Bandar Lampung, Sabtu (11/2/2023).

Adapun pengukuhan Guru Besar Prof Taruna dihadiri sejumlah menteri dan tokoh nasional. Mereka antara lain Menkopolhukam, Mahfud MD, Menteri Investasi Bahlil Lahamadia, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.�

Di masa lalu, aplikasi farmakologi dimulai dengan pemanfaatan herbal dan hasil alam berupa rempah. Kini terus berkembang menjadi farmakologi modern berupa ekstraksi bahan aktif dari sebuah produk dengan pendalaman pada farmakodinamik dan farmakokinetiknya, serta efek toksisitas akut dan kronik.

Menurut dia, farmakologi terapi sel dan genetik merupakan teknologi pengobatan yang sangat maju dan mutakhir karena memiliki kemampuan memperbaiki akar masalah atau penyebab utama suatu jenis penyakit pada tingkat DNA dan molekuler dengan keakuratan atau sangat presisi.

Nah, seiring dengan terus berkembangnya terapi sel yang merupakan terapi yang berfungsi meringankan atau menyembuhkan penyakit melalui transfer sel hidup dan intak. terdapat dua jenis sel yang berpotensi terapeutik, yaitu sel punca (stem cell) dan sel imun (immune cell).

Sel punca yaitu sel tak terdiferensiasi yang mampu berproliferasi, memperbarui diri, dan berdiferensiasi menjadi sel jenis lain yang spesifik (specialized). Pada manusia, sumber sel punca dapat diambil dari dua sumber dari embryonic system cells dan sel dewasa (adult).

Sel punca ini bersumber dari blastocyst saat proses embriogenesis berlangsung, atau pada manusia umumnya diambil dari sumsum tulang dan darah. Sedangkan terapi sel termutakhir, berdasarkan immune cells adalah Chimeric Antigen Receptor T cells (CAR-T), teknologi ini telah mendapat persetujaun dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM/FDA).

Pendekatan ini, jelasn Taruna, melibatkan modifikasi genetik sel T pada pasien di laboratorium, kemudian sel yang sudah dimodifikasi tersebut, dimasukkan kembali ke dalam tubuh untuk melawan atau mengobati penyakitnya.

Prof. Taruna menjelaskan kemajuan teknologi rekayasa genetik mencapai puncaknya setelah ditemukan teknologi pengeditan DNA melalui teknologi CRISPR (Interspaced Short Palindromic Repeat).

Demikian pula aplikasi pemanfaatan gen vektor virus yang bisa diaplikan langsung ke tubuh pasien (in vivo), atau sel yang diambil dari pasien yang dimodifikasi di laboratorium (ex vivo) dan kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh.

Teknologi ini sering digunakan dalam pengobatan tumor otak Glioblastoma. Hanya saja teknologi ini masih mengalami kesulitan dan keterbatasan karena resistensi masuknya obat ke dalam kompartemen sistem saraf pusat oleh penghalang sawar darah-otak; penangkal obat untuk sampai ke sasaran tumor.

Di akhir orasinya, Prof. Taruna menegaskan farmakologi terapi berbasis sel dan genetic merupakan sebuah upaya terapeutik spektakuler yang akan menjadi teknik pengobatan terpenting dalam pengobatan penyakit degeneratif dan penyakit keganasan dimasa depan, terutama untuk kanker dan kelainan bawaan/genetik.

Sumber : Rilis Humasmalahayatinews/Gil

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3874


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved