Anna salah satu pedagang cabai di Pasar Tugu Bandar Lampung | FEBRI/PRO2)

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Harga komoditi cabai di pasaran Kota Bandar Lampung saat ini sedang pedas-pedasnya dirasakan oleh pedagang maupun masyarakat. Adapun kenaikan harga cabai ini, disebabkan karena musim penghujan diberbagai wilayah serta banjir di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.

Dibeberapa pasar tradisional di Kota Bandar Lampung, harga cabai yang semula harganya hanya berkisar Rp40 ribu sampai paling mahal Rp50 ribu. Kini harga tersebut melonjak drastis Rp80 ribu bahkan ada yang menyentuh harga Rp100 ribu perkilogramnya.

Anna salah satu pedagang cabai di Pasar Tugu Bandar Lampung mengaku harga cabai dalam satu pekan ini selalu naik. Kenaikan tersebut dipicu karena musim hujan dan banjir yang terjadi di Jakarta dan Jawa Barat. Akibat banjir tersebut, sebagian pengiriman cabai dari Pulau Jawa menjadi terhambat.

"Saya jual cabai rawit Rp80 ribu sedangkan cabai merah mencapai Rp65 ribu. Ini naik sekitar 20 persenan dari sebelumnya karena pasokan berkurang," kata Anna saat ditemui Lampungpro.co di Pasar Tugu Bandar Lampung, Jumat (10/1/2020).

Hal senada juga dikatakan Ali Syabani pedagang cabai di Pasar Tamin Bandar Lampung. Ia mengaku menjual cabai ke konsumen mulai dari Rp60 ribu hingga Rp75 ribu perkilogramnya. "Untuk cabai rawit saya jual mulai dari Rp65 ribu hingga Rp85 ribu perkilonya, tergantung kualitas cabai. Sedangkan cabai merah mulai Rp65 ribuan perkilonya. Harga dipicu karena kurangnya pasokan dari Pulau Jawa akibat curah hujan yang cukup tinggi," kata Ali.

Selain itu, akibat banjir dan curah hujan yang tinggi mengakibatkan harga ongkos pengiriman menjadi mahal. Kenaikan ini diawali sejak tahun 2020 lalu. Selain harga cabai, harga komoditi lainnya juga turut naik. Dimana harga bawang putih saat ini mencapai Rp40 ribu, dari yang semula Rp30 ribu perkilogramnya. Namun untuk harga bawang merah mengalami penurunan dari Rp40 ribu menjadi Rp35 ribu. (FEBRI/PRO2)