ItuBANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Harga jual kopi robusta di tingkat petani di sejumlah sentra produksi utama di Lampung anjlok tajam sepanjang Juni 2025. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan musim panen raya yang tengah berlangsung di Lampung Barat, Lampung Utara, Tanggamus, dan Way Kanan.
Di Lampung Barat, harga kopi petani yang sempat menyentuh Rp73.000 per kilogram kini turun drastis menjadi Rp64.000 bahkan sempat menyentuh Rp60.000 per kilogram pada pertengahan Juni 2025. Sementara di Lampung Utara, harga bahkan lebih rendah, hanya berkisar Rp58.000 hingga Rp60.000 per kilogram, jauh di bawah rerata tahun lalu yang mencapai Rp75.000.
Kondisi serupa juga diperkirakan terjadi di Tanggamus dan Way Kanan, meski data harga terkini di kedua daerah ini belum dipublikasikan secara rinci. Namun, berdasarkan catatan tahun lalu, harga kopi petani di Tanggamus berkisar Rp55.000–60.000 saat masa panen. Di Way Kanan, produksi kopi robusta mencapai 18.623 ton pada 2024, yang diperkirakan turut menyumbang tekanan pasokan di pasar.
Musim panen yang memuncak pada Juni–Agustus menjadi penyebab utama lonjakan pasokan di pasar lokal, sehingga menekan harga jual petani. Selain itu, faktor lain yang turut memengaruhi adalah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar, yang menyebabkan harga kopi ekspor menjadi kurang kompetitif.
“Permintaan luar negeri tetap ada, terutama dari Tiongkok dan Korea Selatan, tapi tidak sebanding dengan lonjakan pasokan domestik saat panen raya,” kata seorang pelaku ekspor kopi di Liwa, Lampung Barat, kepada Lampungpro.co, Sabtu (14/6/2025).
Sementara itu, fluktuasi pasar kopi global dan minimnya tata niaga yang melindungi harga dasar petani juga disebut sebagai faktor pendukung penurunan harga.
Kondisi ini membuat banyak petani merugi. Sebagian bahkan memilih menunda penjualan dan menyimpan hasil panen sambil menunggu harga stabil.
“Kalau dijual sekarang rugi. Kami harap koperasi bisa bantu tampung atau ada intervensi dari pemerintah agar harga tidak terus merosot,” keluh Marsan, petani kopi di Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat.
Sebagai solusi, para pelaku koperasi dan eksportir lokal menyarankan petani menjaga kualitas biji kopi, terutama kadar air, serta menjual hasil panen secara bertahap. Langkah ini diyakini bisa mengurangi gejolak harga dan meningkatkan posisi tawar petani di pasar ekspor.
Catatan Redaksi Lampungpro.co:
Data dihimpun dari laporan lapangan dan pantauan harga dari berbagai platform pertanian dan ekonomi di Provinsi Lampung. (***)
Editor Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Anonymous
Normalnya 45rb / kg, siap yg mau ngopi kl biji kopi mahal. Ujung ujungnya ngoja ( ngopi jagung)
Anonymous
Normalnya 45rb / kg, siap yg mau ngopi kl biji kopi mahal. Ujung ujungnya ngoja ( ngopi jagung)
Tulang Bawang
385
Humaniora
377
Nasional
375
285
14-Jun-2025
244
14-Jun-2025
284
14-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia