Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Hingga September, Hutan di Indonesia Masih Berpotensi Terbakar
Lampungpro.co, 19-Sep-2019

Erzal Syahreza 474

Share

Kabut asap tebal yang menyelimuti Riau. | Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Mundurnya musim hujan dan masih tingginya jumlah titik panas di Sumatera dan Kalimantan berpotensi mengundang bencana kabut asap lanjutan. Dalam 4 minggu terakhir, ada sekitar 264 kilo hektar lahan di Indonesia yang terdampak aktivitas deforestasi.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia menganalisa tingkat kerentanan lahan terhadap peristiwa kebakaran masih akan tinggi hingga 21 September 2019. Kondisi itu berlaku di beberapa pulau dan provinsi di negara kepulauan ini.

"Berdasarkan analisa kondisi cuaca, tingkat kemudahan terbakar hingga tanggal 21 September masih sangat mudah terbakar di sebagian wilayah Sumatera, yakni Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Kalimantan yakni Kalbar (Kalimantan Barat), Kalteng (Kalimantan Tengah), Kalsel (Kalimantan Selatan), Kaltim (Kalimantan Timur), Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi," jelas Humas BMKG, Dwi Rini Endrasari, Kamis (19/9/2019).

Kebakaran hutan yang dirasa lebih parah tahun ini dinilai BMKG, salah satunya, berpangkal dari mundurnya musim hujan. "Secara umum, musim kemarau diprediksi masih berlangsung sampai dengan bulan Oktober 2019," kata Dwi Rini.

BMKG memprediksi, awal musim hujan akan mundur 10 hingga 30 hari dari periode semestinya. "Jadi baru masuk awal musim hujan pada Oktober di sebagian besar Sumatera dan Kalimantan, November dan Desember di Jawa, Bali, Sulsel (Sulawesi Selatan), Merauke (Papua)," sambung Dwi Rini.

Puncak musim hujan, kata BMKG, diprediksi terjadi pada bulan Januari dan Februari tahun depan. Berdasarkan hasil pemantauan citra Satelit Himawari-8 dan analisis Geohotspot BMKG, akumulasi jumlah titik panas yang terdeteksi pekan lalu mencapai ribuan.

Di wilayah Sumatera, terpantau ada 1.231 titik. Sementara di Kalimantan terpantau 1.865 titik, di Semenanjung Malaysia 412 titik, dan di Serawak- Sabah 216 titik. Analisis lain mengatakan, kabut asap yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan bisa terpantau dari sistem deteksi berbasis satelit atau yang dikenal GLAD alert. (***/PRO3)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Geger Ijazah Palsu, Rismon Hasiholan Sianipar, dan...

Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...

2333


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved