JAKARTA (Lampungpro.com): Indonesia bersama beberapa negara penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir atau Non-Proliferation Treaty (NPT) sedang menggagas suatu konvensi untuk pelarangan total senjata nuklir. "Berkumpunya negara-negara ini untuk mendorong suatu desakan baru," kata Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan, mendampingin Menlu Retno Marsudi pada Pembukaan Pertemuan dan Dialog Regional soal Perjanjian Nonproliferasi Nuklir untuk Kawasan Asia Pasifik di Jakarta, Senin (13/3/2017).

Menurut Hasan senjata nuklir termasuk satu dari tiga jenis senjata pemusnah massal, bersama senjata biologis dan senjata kimia. Saat ini, sudah ada konvensi dunia yang melarang penggunaan senjata biologi dan kimia. "Kita juga ingin suatu konvensi pelarangan total senjata nuklir," kata Hasan.

Hasan juga mendesak lima negara besar pemilik senjata nuklir, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia, untuk segera menepati janjinya melakukan negosiasi guna mencapai pengurangan menuju penghapusan senjata nuklir secara total seperti yang telah disepakati dalam pasal 6 NPT.

Sementara perjanjian yang telah ditandatangani oleh 190 negara tersebut memiliki tiga pilar utama. Yaitu, nonproliferasi, perlucutan dan hak untuk menggunakan teknologi nuklir demi kepentingan damai. "Tapi, sampai detik ini, kesulitannya adalah tidak seimbangnya pelaksanaan tiga pilar tersebut," kata Hasan.

Sementara, Menlu Retno Marsudi dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya penggunaan nuklir untuk tujuan damai kepada negara anggota NPT. "Energi nuklir dengan tujuan damai itu adalah salah satu pilar yang terus didorong oleh Indonesia," kata dia. (*/ANT/PRO2)