Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ini Dia Markaz Syariah, Wajah Lembut FPI di Lereng Gunung Gede Bogor
Lampungpro.co, 12-Apr-2019

Amiruddin Sormin 967

Share

Belum semua buku Habib Rizieq kami bawa ke sini, kata Habib Muhammad bin Hussein Al Attas, penanggung jawab pesantren dan menantu Habib Rizieq. Masih sekitar segini di Petamburan. Petamburan adalah markas besar FPI di Jakarta.

Untuk tamu yang datang dengan niat bersih, pemandangan itu saja sudah akan membuat mereka mempertanyakan stigma FPI sebagai organisasi garang. Itu terjadi pada tokoh wanita kharismatik, Mbak Tutut Soeharto, yang pekan ini datang berkunjung. Ternyata FPI ini luar biasa, tidak brutal sebagaimana dipikirkan sebagian orang, kata Mbak Tutut di dua puluh menit pertama kedatangannya ke Markaz Syariah.

Tak banyak santri yang menimba ilmu di sini, karena pesantren pun belum membuka luas penerimaan santri. Baru menerima santri yang datang dari cabang-cabang FPI dari seluruh daerah, kata Abah Rashid, salah seorang kepercayaan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab yang saat ini tengah hijrah di Arab Saudi.  Jumlahnya baru sekitar 100-an santri.

Namun semua itu tak harus membuat Markaz sepi dari persentuhan sosial dengan masyarakat sekitar. Setiap Jumat pesantren menggelar pengajian keagamaan, yang diakhiri makan siang gratis untuk seluruh jamaah. Waktunya mulai pukul 08 pagi, diselang shalat Jumat. Berlanjut hingga matahari mulai turun dari puncak posisinya, sebelum waktu Ashar.   

Rabu pekan pertama setiap bulan selalu membuat pesantren yang memiliki luas area 70-an hectare itu laiknya punya hajatan. Juga setiap hari Sabtu. Rabu awal bulan menjadi waktu acara pengajian bulanan yang melibatkan banyak ulama dan habib dari berbagai kabupaten di Jawa Barat. Umumnya mereka datang sejak dini hari, dari berbagai daerah di sekitar Jabodetabek, bahkan Cianjur dan Sukabumi serta Lampung.

Sementara setiap Sabtu pesantren membuka diri untuk warga sekitar berpiknik di area pesantren dan makan siang gratis bersama anak-anak dan keluarga mereka. Itu amanat dari HRS yang terus kita jaga, kata Abah Rashid. Makanya, tuh ada perosotan, ayunan dan alat-alat permainan anak-anak di sini.   

Di kedua momen itu, menurut Abdullah, salah seorang pengurus pesantren, area pesantren pun jadi berubah laiknya pasar kaget. Banyak orang berjualan. Mulai jualan makanan, minuman, pakaian muslim-muslimah, atribut FPI, hingga poster para habib, kata Abdullah. Menurut dia, pada saat-saat awal, yang datang hanya beberapa mobil. Sekarang, lapangan parkir itu penuh, kata dia, menunjuk sebuah dataran lapang yang bisa memuat parkir sekitar 100-an kendaraan roda empat.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

22611


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved