ASUH, Kurban, Pemotongan, Cacing, Petugas, Kesehatan, Lampung, ISPI

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan kurban, aspek syariat dan teknis penyembelihan harus diperhatikan. Ini ditujukan agar daging kurban tidak hanya halal, tetapi juga berkualitas baik. "Biasa dikenal dengan istilah ASUH, Aman, Sehat, Utuh, dan Halal," kata Ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Cabang Lampung Ichwan Adji Wibowo kepada Lampungpro.com, Jumat (1/9/2017).

Hewan kurban sebelumnya harus telah dinyatakan sehat dan layak potong oleh instansi berwenang. Sebelum disembelih, hewan sebaiknya dipuasakan selama 10 sampai 11 jam. Selain itu, petugas penyembelih harus sudah terlatih dan berpengalaman. "Nggak bisa sembarangan," kata Adji -- sapaan akrab Ichwan Adji Wibowo.

Saat merobohkan hewan, khususnya sapi, lebih baik menggunakan teknik yang memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan. Ini dilakukan agar hewan tidak stres. "Kami (ISPI) sudah membagikan di berbagai media sosial," kata Adji.

Usai disembelih, daging harus dipisahkan dengan kotoran hewan. Ini dilakukan untul menjaga higenitas daging. Selain itu dianjurkan agar panitia tidak merokok saat mengelola daging. Jika menemukan cacing dalam hati hewan, lebih baik dimusnahkan. Tidak boleh dikonsumsi dengan cara membuang cacing. Terlebih jika cacing banyak, hendaknya menghubungi dokter hewan atau petugas instansi terkait.

Saat mendistribusikan daging disarankan menggunakan kantong plastik yang tak berwarna. Karena kantong plastik yang berwarna mengandung karsinogen atau zat pewarna. Jika tetap menggunakan plastik berwarna, zat karsinogen bisa masuk dalam daging. "Jika daging dimasak bisa masuk ke tubuh," kata Adji. (SYAHREZA/PRO2)�����������������������

�