Terorisme, Bravo 5 Lampung, Andi Desfiandi, Lampung, Lampungpro.com, Bandar Lampung, Tindak Kejahatan, Teror Atas Nama Agama, Bom Mako Brimob, Bom Bunuh Diri, Gereja Surabaya, Teroris, Ideologi, ISIS, HTI

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Teror bom di tiga gereja di Surabaya membawa duka bagi banyak masyarakat. Hingga Minggu (13/5/2018) pukul 18.30 WIB, tercatat 11 WNI meninggal dunia dan 41 orang luka-luka. "Negara tak boleh mentolerir terorisme," kata Ketua Bravo 5 Lampung Andi Desfiandi kepada Lampungpro.com, Minggu (13/5/2018) malam.

Didampingi Sekretaris Bravo 5 Lampung Endi Hasibuan, Andi mengaku merinding saat melihat mimik wajah Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan resmi merespon pergerakan situasi. Menurut dia, terlihat ketegasan sikap kepala negara saat menyampaikan ungkapan duka cita kepada seluruh keluarga korban. "Rakyat nggak boleh takut dan negara nggak boleh kalah," kata Ketua Yayasan Alfian Husein ini.

Melihat dinamika, Bravo 5 Lampung tidak rela jika pelaku terorisme bisa dengan leluasa menghilangkan nyawa manusia. Terlebih, tindak terorisme dilarang oleh agama apapun dan dilarang oleh negara "Kami merasa sakit hati atas teror yang banyak terjadi belakangan ini," kata dia.

Bravo 5 Lampung pun mendukung segala bentuk tindakan kepala negara dan petugas keamanan untuk melakukan langkah strategis menindak aksi terorisme. Melalui saluran hukum, politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan, ia ingin pemerintah menggalang kekuatan rakyat untuk melawan ideoligi dan praktik terorisme. "Usut tuntas tragedi kemanusiaan ini," kata dia.

Bravo 5 Lampung mendesak pemerintah dan DPR segera memproses pengesahan Revisi UU Anti-Terorisme sebagai payung hukum tindak pencegahan serta pemberantasan pidana terorisme. "Bila perlu terbitkan Perppu Anti-Terorisme," kata Andi. (SYAHREZA/PRO3)