PALU (Lampungpro.com): Kongres XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Palu selama lima hari, mulai 15-19 Mei 2017, diawali kegiatan jalan santai kebangsaan bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrohi. Sekretaris Panitia Kongres XIX Nasional Kaka Hanifa mengatakan jalan santai itu rencananya dilaksanakan pada 14 Mei sore, diikuti masyarakat umum dan peserta PMII dari seluruh Indonesia. "Jalan santai mulai dari depan kantor gubernur dan berakhir di Anjungan Talise," kata dia, di Palu, Kamis (11/5/2017).

Di Anjungan Talise nantinya akan berlangsung orasi kebangsaan oleh Menpora Imam Nahrowi dan para tokoh-tokoh mahasiswa yang tergabung dalam kelompok organisasi Cipayung plus. Seperti HMI, GMNI, GMKI, dan PMKRI serta KAMMI, PMHDI, IMM, dan Hikmahbudhi. Menurut Kaka, target peserta dalam jalan santai kebangsaan itu dihadiri sekitar 2.000 orang. "Kami ingin membangun soliditas mahasiswa memperkuat nasionalisme kebangsaan kita," kata dia.

Wakil Sekjen PB PMII itu mengatakan rencananya Menpora akan tiba di Palu pada tanggal 14 pagi. Selain jalan santai sore kebangsaan pada malam hari akan dilaksanakan pembukaan turnamen Futsal Menpora Cup diikuti 25 pengurus koordinator cabang (tingkat provinsi) se Indonesia. Sementara itu, arena Kongres XIX PMII di kompleks Masjid Agung Darussalam Palu sudah dikelilingi ratusan bendera PMII yang didominasi warna kuning. Selain itu, sejumlah baliho ucapan selamat dan sukses Kongres PMII juga sudah tersebar di sekitar arena, antara lain dari Ketua DPRD Kota Palu M Iqbal Andi Magga.

Sementara itu, Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lampung Septi Rahmawati siap maju menjadi calon ketua umum Pengurus Besar Korps PMII Putri (PB Kopri). Septi yang merupakan alumni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Jurai Siwo Metro merupakan wakil bendahara pada kepengurusan PB PMII saat ini. Perempuan dengan visi "Kopri Mengawal Gerakan Perempuan Membangun Negeri" ini merupakan satu-satunya kandidat ketua umum PB Kopri pada kongres XIX di Palu, Sulawesi Tengah pada 15-19 Mei 2017  mendatang.

Septi menjelaskan, saat ini, perempuan harus mampu menjadi contoh dalam hidup. Ia menilai patriarki di masyakat Indonesia sepenuhnya belum bisa dihapuskan. Gerakan kesetaraan gender yang selama ini dijunjung hanya sebatas retorika simbolis formalistik. Untuk itu, ia ingin mengubahnya dengan membuat regulasi yang sensitif gender saat terpilih nanti. "Gender harus setara, tapi tidak menghilangkan kodrat antara laki-laki dan perempuan," ujar Septi, di Kantor PMII Lampung, Jumat (5/5/2017).

Menurut Septi kader-kader Kopri harus memiliki kemampuan spesifik. Kemampuan tersebut nantinya akan menjadi nilai tawar yang tinggi terhadap kader Kopri. "Proses diaspora pun akan berjalan lancar," kata dia.

Selain itu, menurut Septi kekuatan kader-kader Kopri se-Indonesia harus bersatu. Hal itu nantinya akan mempermudah Kopri dalam melakukan gerakan-gerakan sensitif gender. "Proses advokasi regulasi akan lebih mudah," ujar perempuan yang aktif berorganisasi sejak SD tersebut. (EZAL/PRO2)