Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Jaringan Disambar Petir dan Diganggu Monyet, Listrik Down, Petambak Dipasena Terancam Gagal Panen
Lampungpro.co, 17-Feb-2021

Amiruddin Sormin 2051

Share

Petambak udang Dipasena saat panen. LAMPUNGPRO.CO/FAIZ

RAWAJITU (Lampungpro.co): Masuknya jaringan listrik oleh PT PLN ke seluruh areal tambak udang Dipasena membuat geliat budidaya makin bergairah dalam waktu setahun terakhir. Para petambak swadaya berupaya memaksimalkan sarana budidaya, mulai persiapan pra tebar, penebaran benur, hingga penyediaan peralatan kincir untuk airator tambak.

Harapannya hasil budidaya lebih optimal. Sayangnya hari terakhir secara berturut-turut setiap hari mulai pukul 04.00-07.00 listrik pasti down. Daya listrik turun sehingga lampu jadi redup dan tidak mampu menggerakan kincir untuk berputar. "Kincir itu napasnya udang dalam budiaya intensf. Kalau petambak tebaran benur padat dan kincir mati, udang bisa dipastikan mati," kata Ahmad Khoirani petambak Blok 4 Kampung Bumi Dipasena Agung, Rabu (17/2/2021).

 

Dia mengatakan udang ditambaknya sudah besar bahkan hampir panen. "Saya jadi ketar-ketir setiap pagi berapa hari ini sejak empat hari lalu. Hari ini karena listrik PLN turun daya, saya terpaksa engkol engine cadangan untuk menggerakkan empat buah kincir di dua petak tambak. Ini tidak efektif dan tidak efisien, repot, dan boros. Kalau petambak ngak ada engine cadangan bisa bangkrut," kata dia.

Di tempat terpisah Ketua Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung, Suratman, meminta pihak PLN memperbaiki fasilitas dan jaringan di pertambakan Dipasena. Pasalnya, saat ini masih terlalu sering  listrik padam. "Ini belum bagus dan teralalu berisiko untuk budidaya," kata Suratman.

Berdasarkan pantauan Lampungpro.co, saat ini para petambak Dipasena mulai beralih menggunakan listrik PLN untuk budidaya. Rata-rata penebaran 60-100 ribu ekor benur per petak tambak (2.000 M2) usia budidaya 70-100 hari. Dengan estimasi hasil panen  di atas 1 ton, dengan mengantongi uang Rp60-Rp100 juta rupiah per petambak

Petambak yang mengalami penurunan daya selama empat hari ini berada di Kampung Bumi Sentosa, Bumi Dipasena Utama, Bumi Dipasena Agung, dan Bumi Dipasena Jaya. Menanggapi gangguan ini, Direktur Rayon PLN Menggala, Jimmy Manalu, mengatakan pemadaman akibat sambaran petir di jaringan Dipasena.

"Selain itu, ada monyet yang menyentuh jaringan sehingga mengakibatkan fuse cut out putus 1 fhasa, harap bersabar dan mohon kerjasamanya. Kami akan menurunkan tim ke lokasi untuk pengecekan dan perbaikan menyeluruh, paling kendala cuaca saja saat ini sering turun hujan," kata Jimmy. (FAIZ/PRO1)

 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

266


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved