#beritapolitiklampung #webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #portalberitawisatanasional #portalberitaasiangames #portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata Lampung, Indonesia

JAKARTA (Lampungpro.com): Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Brigjen TNI Totok Sugiharto mengatakan dengan diresmikannya kapal selam KRI Ardadedali-404 oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu pada 28 April 2018, menjadikan pertahanan maritim Indonesia kian kuat. Bahkan memberikan efek gentar dalam sistem pertahanan di Negara kawasan.

Totok menjelaskan, ada lima kapal selam yang masuk dari Rencana Strategis (Renstra). KRI Ardadedali merupakan kapal selam kedua setelah KRI Nagapasa-403 yang tiba di Tanah Air pada Agustus 2017 lalu. Satu lagi kapal selam yang sedang dirakit oleh PT PAL Indonesia, Surabaya,�Jawa Timur.

Menurut Totok, kapal selam itu bakal tiba di Surabaya pada 20 hari kedepan terhitung sejak 28 April 2018 lalu. "Kapal selam ini adalah kapal yang dibeli dengan uang rakyat sebagai pertanggung jawaban pemerintah kepada NKRI," kata dia, di Balai Media Kemhan, Senin (30/4/2018), dilansir Gardanas (Grup Lampungpro.com).

KRI Ardadedali, memiliki bobot 1.400 ton dengan panjang 61,3 meter dan lebar 7,6 meter. Memiliki sistem tempur terbaru, sistem operasi yang ditingkatkan, dan pelaratan lainnya yang canggih. Selain itu, kapal selam produksi Daewoo Shipbulding and Marine Engineering Co, Ltd (DSME) dilengkapi dengan peluncur torpedo yang mampu melesatkan 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI AL.

Dengan hadirnya kapal selam kerja sama Indonesia dan Korea Selatan itu, diharapkan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, melindungi kehormatan, keselataman bangsa, dan menegakkan hukum di perairan Indonesia. (**/PRO2)