"Kita hidup di dunia yang terhubung, jadi relasi sosial dan ekonomi sudah melewati batas negara. Kita tidak bisa lagi berlindung di balik tembok proteksi, melainkan harus siap bersaing secara terbuka dan berkolaborasi," jelasnya.
Menurut Asrorun, generasi muda tidak boleh hanya fokus pada kompetisi semata, tetapi harus memahami bahwa kolaborasi adalah jalan untuk maju di era global ini. Mainset kolaboratif ini harus menjadi pegangan dalam menghadapi tantangan masa depan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya.
Para panelis memberikan perspektif beragam terkait moderasi beragama. KH. Hasan Errezha, Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Lampung, membahas peran pesantren dalam penguatan moderasi beragama.
Hasintya Saraswati, Staf Khusus Menpora Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga, menekankan pentingnya pemuda dalam menjaga keseimbangan dan harmoni dalam beragama.
Sedangkan, Riski Gunawan, MPd, Fasilitator Nasional PMB Lampung, menutup sesi diskusi dengan menyampaikan definisi dan kebijakan terkait moderasi beragama yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
15139
EKBIS
7425
Bandar Lampung
4818
451
01-Apr-2025
543
01-Apr-2025
515
01-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia