BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung Achmad Chrisna Putra, melakukan kunjungan kerja ke PT Nestle Cabang Lampung, Selasa (16/3/2021). Kunjungan kerja ini dalam rangka menindaklanjuti arahan Gubernur Lampung dalam Rakor Perkebunan se-Provinsi Lampung beberapa waktu lalu.
Penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di Provinsi Lampung berasal dari sektor pertanian, sebesar 29,90 persen yang didalamnya terdapat sub sektor perkebunan. Sektor perkebunan tercatat sebagai komoditas ekspor yang cukup penting di Provinsi Lampung dan juga menjadi andalan ekspor Indonesia.
Achmad Chrisna mengatakan, seiring meningkatnya permintaan di pasar global, neberapa komoditas perkebunan asal Lampung yang menunjukkan kontribusi penting antara lain kopi, lada, cengkeh, serabut kelapa, santan kelapa, dan minyak sawit. Khusus untuk komoditas kopi dan lada, setidaknya terdapat 10 negara sebagai pelanggan diantaranya adalah Malaysia, Rusia, India, Georgia, Italia, Maroko, Singapura, Kanada, India, dan Hongkong.
"Untuk komoditas kopi, Lampung merupakan pemasok kopi terbesar di Indonesia dengan rata-rata produksi 100 hingga 200 ribu ton pertahun dengan luas kebun 163.837 hektare. Bahkan berdasarkan IQFAST Karantina Pertanian Lampung, telah melepas ekspor kopi sebesar 1.353 ton atau senilai 30,7 miliar juga untuk komoditas lain yaitu lada biji sebesar 66,5 ton dengan nilai 2,5 miliar, sehingga kedua komoditas tersebut sejumlah 1.420 ton dengan nilai 33,2 miliar," kata Achmad Chrisna.
Sejalan dengan hal di atas, Pemerintah Provinsi Lampung memiliki fokus komoditas perkebunan untuk komoditas kopi, lada, dan kakao. Diharapkan pengembangan tiga komoditas perkebunan tersebut, dapat mengembalikan kejayaan Provinsi Lampung di sub sektor perkebunan.
"Saat ini Pemerintah Provinsi Lampung menggulirkan program Kartu Petani Berjaya (KPB), untuk memberikan peluang bagi para petani/pekebun untuk menikmati akses kemudahan dari usaha tanaman perkebunan, yang mereka usahakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Percepatan peningkatan produksi, nilai tambah, dan daya saing komoditas perkebunan tidak hanya dilakukan oleh masing-masing pihak, baik pemerintah, perusahaan, atau pekebun," ujar Chrisna.
Akan tetapi hal ini harus dilakukan secara terintegrasi, dengan melakukan sinkronisasi dan pembinaan kegiatan secara bersama. Melalui koordinasi dan sinkronisasi pengembangan komoditas strategis perkebunan di Provinsi Lampung, Chrisna mengharapkan pembinaan perkebunan secara bersama dapat terjalin antara Dinas Perkebunan Provinsi Lampung dengan PT. Nestle Cabang Lampung. (RLS/PRO3)
>
Berikan Komentar
Tulang Bawang
556
375
04-Jul-2025
236
04-Jul-2025
297
04-Jul-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia