JAKARTA (Lampungpro.com): Gaya hidup halal sejatinya tidak hanya membahas seputar makanan saja, namun meliputi banyak aspek kehidupan lainnya. Di dalamnya ada 10 sektor yang terdiri dari fashion, kosmetik, pariwisata, edukasi, produk kesehatan, keuangan syariah, digital media, dan lainnya. Semakin luas sektor gaya hidup halal, tentu butuh pemahaman untuk menerapkannya.
Untuk memberi pemahaman mengenalkan aspek gaya hidup halal kepada masyarakat, Ketua Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar meluncurkan buku Halal Lifestyle, Trend Global, & Peluang Bisnis. Peluncuran ini dikemas dengan acara bedah buku di Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/2/2018) lalu.
Dalam buku yang terdiri dari 157 halaman ini, Sapta mengupas gaya hidup halal menjadi empat bab. Bab satu mengupas pasar halal dan ekonomi global, posisi Indonesia, pariwsata menjadi akselerator, dan tantangan mindset & infrastruktur. Bab dua membahas tentang definisi Halal Lifestyle, Halal is a Brand, permintaan dan penawaran, kebijakan sertifikasi halal, marketing, dan generasi milenials.
Bab tiga mengupas tentang peranan lembaga keuangan syariah, super lembaga, road map dan paket kebijakan. Sementara, bab empat mengupas brand success stories. Itu meliputi, makanan, farmasi, kosmetik, rumah sakit & produk kesehatan, fashion, finansial, travel, pendidikan, media & rekreasi, hingga seni.
Dalam acara yang dihadiri ratusan orang ini, Sapta menjelaskan tentang gaya hidup halal. Posisi Indonesia dibandingkan negara yang bukan mayoritas muslim dalam menerapkan halal lifestylejuga menjadi perhatian Sapta. Berdasarkan Global Islamic Economy Report tahun 2017-2018, peringkat indonesia turun berada di posisi 11. Sebelumnya, ada di posisi 10 tahun 2015-2016, ujar mantan wakil menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Turunnya peringkat Indonesia di mata dunia ini disebabkan berbagai aspek, misalnya perkembangan gaya hidup halal di Indonesia masih di bawah negara lainnya. Bandingkan dengan Malaysia yang telah memiliki Halal Park, Jepang mempunyai Halal Transportation Nippon Express, hingga Brazil punya pelabuhan Halal. Sedangkan, Indonesia belum punya itu, kata pria berkacamata itu.
Sementara, negara yang bukan mayoritas Muslim juga tengah mengembangkan halal food court. Misalnya, Singapura yang mempunyai halal food court, Korea Selatan telah memiliki 150 restoran tersertifikasi halal, hingga Thailand memiliki Pattaya Halal Restaurant. Thailand juga sudah masuk ke sektor halal tourism dan Korea Selatan juga mengembangkan halal beauty, kata Sapta.
Dalam bedah buku juga menghadirkan para panelis, diantaranya pemilik brand Elzatta Hijab Elidawati Ali Oemar, dosen Universitas Padjajaran Sutyastie Soemitro Remi, dan perwakilan LPPOM MUI Jawa Barat O Suprijana. Para panelis mengatakan, buku Halal Lifestyle mampu membuka mindset dan peluang bisnis baru tentang halal.
Diharapkan, Indonesia tidak ketinggalan oleh negara yang penduduknya bukan mayoritas Muslim. Pemerintah juga harus lebih giat lagi dalam mengembangkan gaya hidup halal, mulai dari lintas sektoral, bidang, dan tentunya tidak lepas dari dukungan industri, akademisi, hingga media.
Bukunya bagus, karena memberi pengetahuan baru kalau halal lifestyle itu bukan Cuma makanan dan minuman. Tapi, ada traveling, kosmetik, finance, tourism, dan lainnya, ujar mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) Diniyah Azizah (22) kepada Halal Lifestyle. (**/PRO2)
Berikan Komentar
Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...
2994
Bandar Lampung
8091
Bandar Lampung
4311
148
22-May-2025
245
22-May-2025
197
22-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia